Sabtu, 17 September 2011

REQUEST FOR TRANSFER (Permohonan Pindah)
Kepada: Panglima Angkatan Bersenjata Rohani, Yesus Kristus

Dengan Hormat,

Saya menulis ini untuk meminta Anda memindahkan saya ke pekerjaan
administrasi. Saya mengajukan ini dengan beberapa alasan: Saya memulai
karir
saya sebagai prajurit, namun karena beratnya peperanga, Anda telah
dengan
cepat mempromosikan saya. Anda telah mengangkat saya menjadi kapten
dan
memberikan tanggung jawab yang sangat besar.

Ada begitu banyak prajurit di bawah saya, dan saya terus menerus
dipanggil
untuk memberikan nasehat, membuat keputusan dan mencari penyelesaian
masalah. Anda telah menempatkan saya sebagai kapten, walau saya tahu
kemampuan saya cuma seorang prajurit.

Saya menyadari bahwa Anda telah menjanjikan untuk memenuhi segala
kebutuhan
saya untuk peperangan. Tapi, Jenderal, saya ingin memberitahukan
gambaran
yang sesungguhnya. Seragam saya yang dulunya rapi dan licin, kini
telah
dipenuhi dengan noda darah dari orang-orang yang saya tolong. Sol
sepatu
saya sudah aus dan rusak, karena dipakai berjalan bermil-mil untuk
mengunjungi anak buah saya. Senjata saya sudah menjadi usang dan aus
karena
peperangan yang terus menerus dengan musuh. Bahkan buku petunjuk yang
saya
punya, sudah robek-robek karena dipakai terus menerus. Huruf-hurufnya
sudah
menjadi lapur sebagian.

Anda telah berjanji untuk bersama-sama saya selalu di medan perang,
tetapi
gemuruh peperangan sangatlah *****akkan dan suasananya begitu riuh dan
kacau, saya tidak dapat mendengar atau melihat Anda. Saya merasa
sendiri
dan
kesepian. Saya lelah. Saya putus harapan. Saya letih. Saya tetap ingin
berbakti bagi Anda, tapi saya mohon dengan rendah hati untuk turun
pangkat.
Jadikan saya pembersih WC atau petugas administrasi. Pokoknya, asalkan
saya
keluar dari medan perang, tolonglah saya, Jenderal.

Tertanda,

Tentara yang Lelah


Pahlawan yang Setia tapi Lelah

Kepada: Tentara yang Lelah, Angkatan Bersenjata Rohani
Di: Medan Perang
Perihal: Permohonan Pindah

Dengan Hormat,

Permohonan pindah dari Saudara telah ditolak. Saya mengajukan
keberatan
karena: Saudara dibutuhkan untuk peperangan ini. Saya telah memilih
Saudara,
dan Saya akan memenuhi segala janji saya untuk memenuhi keperluan
Saudara.
Saudara tidak perlu turun pangkat atau dipindah. (Saudara tidak cocok
untuk
membersihkan WC). Saudara membutuhkan sesi khusus P&P atau Pembaharuan
dan
Pencurahan.

Saya telah menyiapkan sebuah tenda di medan perang yang kedap dari
segala
hiruk pikuk medan perang, dan akan dijaga ketat oleh sebatalyon
pasukan
elite. Saya akan bertemu dengan Saudara di sana, dan Saya akan
memberikan
Saudara istirahat. Saya akan mengganti segala yang lama dan usang, dan
akan
membuat segala sesuatu baru.

Saudara sudah terluka dalam peperangan. Luka-lukamu terlihat, bukan
hanya
dari luar, bahkan luka di dalam pun Saya tahu. Saudara perlu
disembuhkan,
dan Saya akan menyembuhkan Saudara. Saudara telah menjadi lemah di
medan
perang, dan perlu dikuatkan kembali. Saya akan menguatkan Saudara dan
menjadi sumber kekuatan Saudara. Saya akan mencurahkan bagi Saudara
kemampuan dan percaya diri. Perkataan Saya akan menyalakan kembali dan
memperbaharu cintamu, semangatmu dan geloramu.

Segera melapor kepada saya, walau Saudara terkoyak dan habis. Saya
akan
mengisimu kembali.

Dengan penuh belas kasihan,

Panglima Angkatan Bersenjata, Yesus Kristus

************ ***

Kemarin makan siang selepas kebaktian gereja, seorang teman bercerita
tentang kasus beberapa orang yang akhirnya meninggalkan pelayanan dan
gereja, walaupun dulunya berapi-api melayani. "Dengan kacamata umum,
biasanya mereka akan di-cap dan di-nodai sebagai sosok yang negatif,
ga
setia, dan sebagainya," ujarnya. "Tapi apakah ada yang tahu,
pergumulan
yang
dia hadapi waktu pelayanan, permasalahan dia, kekeringan dia, dan lain
sebagainya, yang mengakibatkan dia akhirnya sampai begitu?"

Saya cuma nyengir. Nyengir sedih maksudnya. Saya mengerti maksudnya.
Dalam
pelayanan mungkin lebih mudah untuk bertanya, "Halo...halo. .kok tugas
pelayanan belum selesai?" atau "Kalau maen itu mbok yang bener ya
nadanya…"
daripada bertanya, "Halo, apa kabar? Gimana kehidupan rohanimu?
Keluarga
baik-baik? Kamu ada masalah ngga?"

Seringkali atas nama pelayanan kita mengabaikan arti pelayanan itu
sendiri.
Pelayanan dari kata "layan", artinya kita melayani. Tapi manakala
sudah
sedemikian "maju" kemudian malah kehilangan esensi "layan" tersebut.

Eugene Peterson dalam terjemahan Alkitab "The Message" Mat 6:17
menulis,
"He
won't overlook what you are doing; he'll reward you well." Tuhan ngga
akan
luput tahu apa yang kamu kerjain, Dia pasti akan membalas berlimpah.

Frenz, mungkin ada di antara kamu yang banyak melayani di belakang
panggung.
Mungkin kamu bukan selebritis pelayanan. Boro-boro dipuji atau
diketahui
orang, dimarah-marahin sih, kenyang. Mungkin orang ga pernah hargai
kamu.
Mungkin pendeta, gembala atau sederetan jabatan lain ga pernah
merhatiin
kamu kecuali kalau pas marahin doang, but frenz…ingatlah bahwa Tuhan
tahu,
kok.

Mungkin kita ngga selalu tahu bahwa Dia ada di medan perang, tapi ngga
apa-apa, yang penting Tuhan tahu kamu ada di medan perang karena Dia
ada di
samping kita, nyatanya.

So, kalo kamu cape. Kalo kamu lelah.. Kalo kamu udah pengen quit. Lihat
pada
Tuhan, Sang Panglima Tertinggi.. Kekuatanmu ada dari Dia. Penghormatan,
pangkat, penghiburan ga perlu dari mana-mana, kecuali dari Dia.
Frenz, kalo kamu lelah. Kalo kamu terluka…..
Masuk ke tenda peristirahatanNya. Dia yang tahu segala lukamu…Dia yang
akan
menyembuhkan. Menguatkan. Menghiburkan. Memperbaharui.

dari Milist
Categories: ,

0 ComMENT Please:

Posting Komentar

Leave Your Comments

Please "LIKE"this PAGE

Opini_saya dan Page Berbagi Renungan Harian

Blogroll