Sabtu, 29 Oktober 2011

Haleluya! Formula seperti apa orang yang dekat kepada Tuhan, Alkitab punya tanda, dia otoritas tertinggi. Jadi kalau kita pakai omongan manusia, dia dekat sama Tuhan, dia dekat sama Tuhan, kita ngga kaci. Kita musti pakai Firman Allah. Nah, Firman Allah punya tanda, punya otoritas, seperti apa orang yang dekat sama Tuhan itu. Maka saya akan beri empat atau kalau nanti cukup waktunya, lima, saya akan beri seperti apa orang yang dekat kepada Tuhan itu. Yang pertama dalam Mazmur 145, kita akan membaca, apa yang dikatakan Firman tentang orang yang dekat kepada Tuhan. Mazmur 145:18, kita akan membaca bersama-sama, dua, tiga: 
145:18 TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Kalau ayat 18 itu hanya sampai bagian pertama saja: Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya. TITIK. Jadi orang yang berseru kepada Tuhan itu telah dekat, ayat ini akan berlawanan dengan ayat dalam Matius 7, yang berkata : Bukannya orang yang berseru-seru kepada Ku akan masuk di dalam Surga, tetapi hanya orang  yang melakukan kehendak Bapa Ku di Surga. Untung ayat ini tidak berhenti di sana tetapi dia ada kelanjutannya, ayat 18 b, pada setiap orang yang berseru kepadaNya dalam, apa saudara-saudara? Kesetiaan. Ini tanda pertama orang yang dekat sama Tuhan, itu dia punya kesetiaan. 
Jadi bukan saya, bukan manusia, bukan pendeta, bukan rasul, bukan nabi, Firman Allah bilang. Orang yang dekat kepada Tuhan, Tuhan dekat kepada orang yang berseru kepada Dia dalam kesetiaan.  Kesetiaan ini barang langka sekarang, saudara-saudara, cari sekarang rakyat yang setia betul kepada cita-cita proklamasi kemerdekaan, itu sudah jarang. Buktinya nih, korupsi ngga bisa diberantas, koruptor belum ada yang diseret ke pengadilan, dijatuhi hukuman, belum ada sampai sekarang. Bayangkan, saudara, hutang kita sudah dari tiga ratus trilyun sekarang sudah meningkat seribu sekian ratus trilyun hanya dalam jangka dua tahun. Mana uangnya itu, jadi barang apa? Nggak ada! Yang ada jadi mobil mewah masuk, orang yang punya nya ngga ketahuan. Jadi orang yang setia pada cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia itu, ngga ada, jarang, barang langka. Baru kepada negara, apalagi kepada Tuhan kita setia.
Suami saja harus setia sama istri, baru Tuhan dekat. Kalau suami tidak setia sama istri, arek meureukeudeuweung kumaha oge ngga bisa Tuhan dekat sama dia, karena Tuhan cuma dekat sama yang setia. Yang amin nya perempuan semua. Saya balik, perempuan juga harus setia sama suami, nah itu. Jadi baik suami maupun istri harus semua setia, karena Tuhan nggak mungkin dekat sama kita, kalau kita nggak setia. Bahkan Firman Allah katakan, mana mungkin Tuhan percayakan perkara yang besar, kalau kita tidak setia dalam perkara yang kecil. Jadi hal yang utama yang diberikan oleh Tuhan kepada orang yang setia adalah Dia mau dekat, Dia mau ngedeketin orang yang setia kepada Dia. 
Di Amerika ada orang Tionghoa kawin sama orang Tionghoa, orang Amerika tapi Tionghoa. Saudara tahu Tionghoa biar belo pegimana mata, nama orang Tionghoa tetap ada tanda-tanda sipit, itu ada. Menikah mereka. Sudah beberapa tahun nggak punya anak, eh satu kali, sudah dua tahun engga punya anak, tahun ketiga punya anak. Suaminya kaget, karena anaknya kulitnya hitam, matanya belo, rambut keriting, hidung pesek, bibir tebel, aduh sedih sang suami. Tapi karena dia cinta sama istri, dia nggak  berani nanya, diem aja. Waktu dikasih tahu, ini anak bapa. Di tanya sama suster, mau dikasih nama apa ini anak? Maka dia bilang, saya kasih nama Sam Ting Long. Sam Ting Long itu kalau bahasa Inggris something wrong, ada yang salah. Jadi dia pake nama Tionghoa, Sam Ting Long, sesuatu ada yang keliru. Mana mungkin papa Tionghoa, mama Tionghoa, anaknya jadi negro ? Engga mungkin, saudara! Sam Ting Long. Ada yang tidak setia, haleluya. Biar Tuhannya, Tuhan kita ini  penuh dengan mujijat, nggak mungkinlah, mujijat biar mujijat, papa Tionghoa, mama Tionghoa, anak jadi negro, nggak mungkin, saudara, biar Tuhan ini penuh mujijat, ada haleluya, saudara-saudara? Jadi kesetiaan ini penting. Setia, setialah, setia sampai mati. Seperti Tuhan Yesus setia sampai mati.
Aduh, saya ingat beberapa waktu yang lalu, ada satu siswa dari Palu. Aduh disayang-sayang sama staf, staf juga sayang sama dia, oh dia ini baik, dia ini baik, dia ini sopan.  Sampai kita katanya harus untuk Cianjur. Ditegur sama saya sedikit saja saya tegor, langsung besoknya minta pulang. Hejo tihang ! Susah jadi setia, saudara. Susah menjadi dapat kesetiaan ini. Susah. 
Ini supaya dapat gambaran. Di Jakarta ada satu bibi, dari Jawa diambil, untuk pelihara satu bayi dari satu keluarga. Bayi ini bayi perempuan. Diasuh sama ini pembantu rumah tangga  yang masih umur 30 an  tahun. Diasuh dari bayi. Ini bayi sampai besar sampai sekolah SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi, berpacaran, sampai menikah, sampai itu bayi yang sudah menikah itu  punya anak lagi diasuh lagi sama ini pembantu. Nyonya Besar yang punya mamahnya dari bayi pertama yang dia asuh itu disebut Nyonya Besar. Itu gaji dari ini wanita pembantu dari Jawa ini dia nggak kasih semua,  dia simpan di BNI dia simpan di tabungan sampai ada 300 juta. Sudah begitu saudara satu kali dia lihat ini pengasuh sudah tua sudah 60 an lebih kasihan matanya sudah mulai lamur.  Panggil saja. Mbok, sini. Dia tidak menikah. Sudahlah sekarang uang  saya kasih 300 juta. Mbok pulang, di sana ada keluarga mau beli rumah tanah  di sana terserah ini uang 300 juta disimpan sudah beberapa tahun dari bayi sampai punya bayi lagi itu bayi. Jadi pulang saja nanti kita antar pakai mobil di mana di Jawa Tengahnya, nanti tahu  sampai saja.
Ngadeprok saudara ini pembantu RT.  Ngadeprok, dia nangis: Nyonya Besar, saya nggak dapat itu uang nggak apa-apa. Saya nggak dikasih  rumah nggak beli tanah pun saya nggak apa apa. Ijinkan saya  berbakti,  ijinkan saya ini melayani keluarga nyonya besar sampai saya mati disini. Saya nggak bisa dipisahkan dari ini keluarga. Saya sudah rasa jadi bagian ini. Maka nyonya besar itu dengan anaknya yang sudah punya anak lagi memeluk ini bibi sambil menangis tiga wanita ini. Kalau begitu bibi kerja disini sudah sampai meninggal. Nah, cari pembantu yang seperti begini susah, saudara. Yang setia yang nggak mikir duit. Banyak pembantu: Neng, kalau bisa mah pinjam dulu gaji yang bulan depan. Walah. Ini saudara-saudara ku, bertahun-tahun dia  tidak tahu gajinya diparoh-paroh dikumpulin, karena induk semangnya juga baik. 
Maka kesetiaan inilah yang membikin hatinya Tuhan  itu saudara-saudara. Saudara yang saya kirim SMS saya kan kirim SMS: Siapa bilang Tuhan itu maha maha bisa?  Tuhan tidak maha bisa. Ada satu yang Dia nggak bisa. Saya kasih ayatnya: Tuhan tidak bisa menyangkal diri Nya. Walaupun kita tidak setia Dia tetap setia. Ada haleluyah? Nah, kalau Yesus itu setia tentu saudara, Dia akan dekat kepada  yang mirip-mirip Dia sifatnya. 
Ayo kita bicara tentang Raja. Raja Saul 40 tahun memerintah - Raja. Daud memerintah 40 tahun - Raja. Salomo memerintah 40 tahun. Semuanya tiga-tiganya Raja Israel. Semuanya memerintah 40 tahun. Kenapa yang cocok dihatinya Tuhan cuma Daud. Itu karena kesetiaan! Sampai Daud itu menyanyi : Kemurahan-Mu lebih dari hidup. Itu dalam bahasa Inggris: Thy loving kindness. Kemurahan-Mu, kesetiaan-Mu. Baca Mazmur itu Daud bicara tentang kesetiaan Tuhan. 
Jadi ini tanda yang pertama. Kalau kita mau tahu ini orang deket sama Tuhan atau ngggak, dia setia. Setia kepada tugas, bisa menempatkan diri. 
Saudara suka nonton sepak bola, kan? Begitu saudara lihat AS Roma bertanding dengan Parma setelah di foto, tukar menukar bendera. Priiit,  semua berlari, menempatkan diri di tempatnya masing-masing. Kiper berdiri dibawah mistar, kanan luar disebelah kanan, kiri luar disebelah kiri, back kanan disebelah kanan, back kiri disebelah kiri, penyerang tengah ditengah, kanan dalam kiri dalam  sudah siap menempatkan diri. Apa yang terjadi bila priiit kiper tiba-tiba menempatkan diri jadi penyerang tengah? Nggak bisa!  Nah,  banyak kita ini nggak bisa menempatkan diri, nggak bisa setia dengan apa yang kita sudah dipercaya sama Tuhan. 
Kita musti belajar setia dengan apa yang Tuhan percaya pada kita. Kebaktian we. Nggak bisa kita datang tepat itu pada waktunya. Yang tepat puji Tuhan,  haleluyah. Murid ko Yoyo. Tapi saudara-saudara,  ada yang suka telat. Yah, masih bisa lah kita dengar Firman. Kita mau dilayani oleh Firman, tapi kita tidak mau melayani Tuhan dengan nyanyian. Mari kita belajar setia. Itu baru yang pertama. Sudah. 
Di Jakarta beredar selebaran   yang diselebarkan  tanpa nama pendeta siapapun beredar  bahwa Yesus akan datang pada tgl 18 September ini, 19 September, dibagi-bagi. Kita mah udah ngerti, kita mah ikut PA, tidak mungkin Yesus datang karena sebelum Yesus datang, 3.5 tahun sebelum Yesus datang, Antikris akan muncul. Kan Antikris belum muncul karena Antikris tidak akan muncul sebelum gereja disempurnakan. Gereja kan sekarang belum sempurna karena masih ada pendeta ditangkap polisi. Nanti kalau gereja sudah sempurna, gereja diangkat ke padang belantara, saudara-saudara ku, baru Antikris turun, 3.5 tahun kemudian Yesus turun, itu nggak usah pake selebaran-selebaran. Aduh, betapa pentingnya, karena Tuhan itu setia kepada janji nya. Tidak ada seorangpun yang tahu kedatangan Dia. Mari kita belajar setia. 
Saudara, saya pribadi lebih menghargai orang atau pengerja yang setia daripada yang pintar. Pengerja banyak yang pinter, tapi saya menilai seseorang bukan dari pintarnya tapi dari setianya.  Buat saya dari situ. Itu karakternya. Dari situ setia. Itu warnanya orang Kristen pertama, pantas Tuhan mau dekat sama orang yang berseru dalam kesetiaan, karena itu karakternya Tuhan, setia. Saya lebih cenderung lebih memilih biar dia pengerja tidak terlalu pandai tetapi setia daripada dia pandai tapi nggak setia. Buat apa ? 
Yang kedua kita baca dalam Injil Matius 3 seperti apakah Tuhan mendekati orang-orang seperti apa di dalam kedekatanNya kepada kita manusia.     
3:1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
3:2 "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" 
Saudara yang ikut Family Camp, saudara-saudara sudah tahu Kerajaan Surga, Kerajaan Allah  dengan Rajanya itu satu. Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat. Jadi bagaimana seseorang itu dekat sama Tuhan ? Kalau kehidupannya ada di dalam kehidupan pertobatan. Saya waktu bedstone doa semalam suntuk saya mulai gambarkan beberapa orang jemaat yang sudah tidak hadir lagi. Padahal dulu tua-tua sidang. Dia kaum bapa, pengurus. Jadi ini juga bagi gembala jiwa yang hilang musti diperhatikan ini.  Sudah nggak kebaktian. Jadi saya bawa doa. 
Tuhan mengembalikan biasanya dengan dua cara: Cara yang lembut, kita sadar, bertobat sama Tuhan. Atau kalau kita kita nggak mau bertobat Tuhan pakai cara yang keras. Pukul. Saya harap saudara jangan tunggu dipukul baru kembali. Tapi kita sadarlah, kita bertobatlah. Jadi Tommy Soeharto kalau  menyerahkan diri jauh lebih aman daripada dia ketangkep. Menyerahkan dirilah pasti lebih baik semuanya. Tapi ini sudah kepalang basah, nama sudah jelek, Ibrahim. Tapi saudara-saudaraku, saya punya prinsip begini,  orang sejahat bagaimana masih kok  ada jalan untuk bertobat.Orang yang baik bagaimana dia masih bisa sempat bisa jatuh. Itu sebabnya mari kita mau bertobat. Dan kalau saudara anggap bahwa ah, pertobatan itu untuk jiwa baru. Buat saya mah udah lama sudah 30 tahun ikut Tuhan sudah 40 tahun ikut Tuhan. Masa saya masih perlu bertobat lagi?
Jemaat Efesus di Wahyu masih diharuskan bertobat sama Tuhan,  padahal itu jemaat contoh, jemaat teladan,  jemaat model, masih disuruh bertobat, karena gara-gara jatuh dari kasih mula-mula, tidak cinta lagi kepada Tuhan. Apalagi kita! Mungkin dalam ruangan ini saya ini pendeta adalah yang paling besar dosanya dibanding dengan saudara. Maka kita harus setiap hari itu memerlukan pertobatan. Hati yang selalu bertobat, hati yang selalu bilang: Aduh Tuhan, apa salah saya Tuhan? Perbaiki saya, saya mau hidup  benar dihadapan Tuhan. Daripada kita setiap hari merasa kita ini hebat, kita ini benar. Jangan. Kita lebih baik  tiap hari kita punya perasaan aduh Tuhan apa ada saya salah ini? Saya tidak mau salah dihadapan Engkau,Tuhan. Saya mau punya hati yang bertobat. Hati yang mau berubah.
Ada  2 orang datang di Bait Allah. Yang satu namanya bapa Risi. Parisi: Oh, Tuhan, aku bersyukur kepadamu, karena aku tidak seperti orang-orang lain. Aku bukan perampok, aku bukan pezinah, aku bukan orang lalim, aku berpuasa dua kali satu minggu, aku membawa persepuluhan, dan aku bukan pemungut cukai, seperti orang yang disebelah itu Tuhan. Yang lain pemungut cukai, menghadap keatas saja nggak berani. Dia tepuk-tepuk dada: Ya Tuhan, kasihankanlah saya orang berdosa. 
Apa kata Yesus? Tuh yang belakangan pulang dibenarkan sama Tuhan. Yang pertama biar pakai jubah rumbai-rumbai panjang pakai kemenyan segala, nggak bisa. Karena apa? Karena yang belakangan itu merendahkan diri, dengan hati penuh petobatan. Aduh, saya ini banyak salah Tuhan, kasihani dong saya. Yang satu mah wah, saya Senin dan Kamis berpuasa. 
Maka yang menyenangkan hati Tuhan itu hati yang siap bertobat. Maka Paulus bicara kepada jemaat Korintus: Aku senang kamu susah, kok. Aku senang kamu berduka cita , karena duka citamu itu membawa kamu kepada pertobatan. Bukan duka cita dunia, dukacitamu itu dukacita yang mendekatkan kamu kepada Tuhan.  
Jadi syarat yang kedua karakter yang kedua orang yang dekat sama Tuhan bukan hanya saudara-saudara ku  dia setia, tapi dia selalu mau bertobat.  Nggak akan merasa dia ini  lebih hebat dari yang lain. Mungkin saya banyak kekurangan. Itu hati yang penuh pertobatan.
Yang ketiga: Pilipi 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 
Bahasa aslinya: Tuhan ada dekat.  Oh, yang ketiga tanda orang yang dekat  kepada Tuhan adalah orang yang mempunyai hati yang baik. Liang Sim nya baik.  Co Ho Sim. Tapi hatinya  baik ! Hati itu baik. Saya selalu masih suka iseng-iseng suka  lihat koran Kompas minggu halaman ke dua atau kontak jodoh masih suka iseng-iseng pasang iklan: Seorang gadis Katolik agama,  keibuan, baik, melayani, pengertian, mencari jodoh yang baik. Saya belum pernah baca ada yang baca: Seorang wanita bawel, cerewet, mau menang sendiri, tidak mau diperintah suami, mencari seorang suami yang giginya ompong tiga. Semua cari yang baik ! Coba orang beli mobil, orang beli mobil bekas, apalagi mobil bekas diperiksa dulu. 
Tapi ini semua ingin yang baik. Jadi kita semua ingin yang baik. Ternyata Tuhan juga ingin yang baik. Oh, dikatakan: Biarlah kebaikan hatimu itu diketahui oleh semua orang. Eh, Bung Karno dijelek-jelekin. Sudah ulang tahun yang ke-100 mah wangi lagi aja namanya. Memang orang baik. Kalau orang jelek mah biar parakatengteng-parakatenteng da nanceup we, kacleup. Kalau orang baik mah wulih. Soekarno ini, Soekarno itu. Diinjek. Sampai tahun  66. Sekarang mah, orangnya sudah jadi tengkorak, masih saja namanya dibikin cetak duit 100.000 gambar. 
Tapi  yang diinget dari Presiden-presiden  itu apanya, saudara? Kebaikannya. Presiden yang pertama, Bung Karno,  ini suka wanita. Presiden yang ke-2, Pak Harto, takut wanita, Presiden yang ke-3, Habibie seperti wanita, Presiden yang ke-4, Gus Dur, tidak bisa lihat wanita, baru Presiden yang ke-5,  wanita beneran, saudara-saudara. Presiden kita in aneh-aneh, unik-unik. Tapi yang akan dilihat ini kebaikannya. 
Megawati pidato. Diwawancara rakyat, ada yang senang, ada yang nggak. Tapi kalau kita lihat dari ngomongnya, banyak yang senang sama dia. Rakyat kecil itu senang. Di Aceh. Jadi kebaikan hati ini, saudara, aduh,  ini harta yang luar biasa. Saudara tidak akan diingat kalau meninggal, dari kekayaan saudara. Saudara tidak akan diingat dari kepintaran, dari  kehebatan saudara.Tidak. Saudara akan diingat karena kebaikan saudara. Itu sebabnya jadilah orang baik. Berbuatlah baik. Bekerjalah dengan baik. Janganlah jemu berbuat baik. Janganlah jemu berkarya baik. Janganlah jemu berkata baik. Kebaikan hati kita biar dikenal, biar diketahui oleh orang lain. Oh, bapa itu, si enci itu, ya kita  tahu. Dia baik. Kita tahu rumahnya dimana. Tahu. Orangnya baik. Itu menandakan orang itu dekat sama Tuhan. Yesus Engkau baik, sungguh baik, amat baik.
Di Manado saya baru dengar kesaksian ini. Ada banyak kaset khotbah saya dibawa kesana dibagi-bagi. Dibagi-bagi lalu dibagikan kepada seorang istri muda dari  Jendral Polisi. Orang muslim. Saya tidak cerita banyak, susah-susah cape, pokoknya ibu ini tiba-tiba dia percaya pada Yesus dan dia terima Yesus. Anaknya dia masukin sekolah minggu. Suaminya masih di Jakarta. Mabes Polri, ancam dia: Kalau kamu tetap di  kristen,   perusahaan yang kamu punya di Bandung aku ambil. Dia jawab apa?  Silahkan. Ambil saja. Aku sudah punya Yesus. Makanya dia bersaksi: Aku di dalam Yesus itu begini begini. Anaknya diambil satu yang besar dimasukin pesantren sama suaminya. Si anaknya bilang: Di sini mah gelap, saya nggak betah. Lagi di sekolah minggu waktu di Manado senang. Rebutan. Jadi satu ikut Bapa masuk pesantren satu ikut ibu di sekolah minggu. Tapi ini ibu dia bilang begini.  Asalnya biasanya ikut arisan sama ibu-ibu Jendral, olah raga pagi, wawancara, fitness. Sekarang, bedston sama kaum wanita yang lain, tidak kelihatan ibu Jendral nya. Bedstone berlutut, nangis terharu, penuh Roh Kudus. Saya nggak peduli, katanya, perusahaan saya memang cukup besar di Bandung mau diambil lagi sama suami saya karena gara-gara  saya kenal Yesus nggak apa-apa. Tapi suaminya jadi bimbang, karena dia itu orang baik. 
Nah, saudara kita bagaimana? Iman kita itu sampai ke sana belum tingkatannya? Ini kaset rohani ini luar biasa. Nah, KKR saya di Langoan ini jemaat luar biasa. Maka saya bilang ini pasti Tuhan berkati Langoan. Luar biasa. Ini jemaat Langoan ini kota besar, saudara, yaitu kecamatan. Tidak ada bioskop. Masih ada dokar, mobil bisa dihitung jari. Saya dicukur di Langoan. Tukang cukurnya mani ngadegdeg (gemetar), karena dia buka mulut cukur, saya bilang: Pak,  tutup mulut bau rokok. Maaf pak. Kampung, saudara, tapi bikin KKR 25 hari. Orang yang datang jemaat dari luar kota dikasih makan sama jemaat. Kebaktian jam 7 selesai jam 10. Ada yang mau dibaptis-baptis dikasih makan. Tiap hari 25 hari.  Sebelum KKR,  3 bulan sebelumnya, doa semalam suntuk puasa. Kaum muda nya  puasa bukan 1 hari: 3 hari 3 malam. Belum hamba Tuhan yang diundang minta dikirimin tiket. Dari mana-mana pembicara. Ini sudah tahun ke-4. Kita mah Family Camp aja 2 hari, mani harerese. Kita mah nggak keluar uang. Uang yang keluar itu masuk lagi ke mulut kita. Hanya untuk bayar kamar untuk kita tidur. Mani hese. 
Saya bilang sama jemaat mereka: Jemaat ini pasti diberkati  Tuhan. Nah saya punya khotbah direkam, saudara. Dan video rekaman nya mereka kasih sama saya, jadi saya bawa pulang ini dua. Saya mau bikin dulu CD supaya nanti bisa dibagi-bagi. Luar biasa jemaat. Tiap tahun. Kebaikan jemaat ini kesana kemari. Di Indonesia, saudara,  tidak ada gereja besar mana bikin KKR 25 hari. Tidak ada. Cuma ini. Kecamatan Langoan. Tapi pada hari ke-3 saya lihat satu penglihatan. Setelah saya khotbah, Roh Kudus turun, saya lihat satu penglihatan. Saya lihat ada satu kota gedung bertingkat kiri kanan berwana biru semua dan di jalan itu, saudara ku, ada harta yang banyak mas perak tapi aneh berwarna biru dalam penglihatan itu.  Hilang itu penglihatan. Saya ambil mike lagi. Saya pinjam, mereka lagi berdoa.
Saya bilang: Saya minta perhatian. Saya baru lihat penglihatan. Saya lihat satu kota besar dan saya lihat banyak  mas perak harta yang indah-indah yang tidak ada orang ambil. Dan Tuhan suruh saudara ambil. Dan Roh Tuhan kerja lagi. Tapi habis kebaktian selesai, habis makan, gembala sidang ngomong begini: Yang brur lihat itulah vision penglihatan pantekosta pertama dulu pertama yang pendeta-pendeta senior dulu lihat pertama, bahwa mereka melihat ada banyak harta yang besar, yang banyak,  tetapi tidak ada orang  ambil. Dan saya ingin kasih tahu kepada saudara, jemaat itu bilang: Sekarang kami mendapatkan  keyakinan kembali karena pdt Awondatu melihat penglihatan yang sama,  padahal kami tidak pernah cerita kepada pdt Awondatu. Pendeta nya sudah meninggal, sudah lama. Itu penglihatan pertama di Langoan. 
Saya bilang apa itu harta, apa itu kekayaan? Itu kebaikan-kebaikan Tuhan. Saudara-saudara, seperti tadi  kesaksian saudara kalau mau jujur Tuhan itu baik. Tiap hari kebaikanNya banyak. Itu harta yang seringkali kita tidak mau pakai. Kita kaya  dibutakan sama Iblis dari kebaikan Tuhan. Kita dibutakan, nggak mau lihat kebaikan Tuhan. Coba kalau kita jujur, Tuhan itu baik kan.  Ayo  kita lagi di sini, anak  kita  di mana, orang tua kita di mana? Suami kita di mana? Istri kita di mana? Siapa yang jaga mereka? Usaha kita bagaimana?  Kan Tuhan. Kalau lagi tidur ? Tuhan itu baik. Jadi ambillah itu harta kekayaan. Ini yang ketiga. Jadi saya tidak bisa sampai lima. Ini yang terakhir yang ke empat.  Kisah Rasul   
2:25 Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. 
Haleluyah? Tidak ada kata dekat tapi kalau Tuhan berdiri disebelah kanan,  itu kan artinya dekat. Orang sekarang lebih hebat, lebih pintar dari Raja Daud. Kiri kanan ku ada Tuhan. Depan belakang ada Tuhan. Atas bawah ada Tuhan. Di sekelilingku ada Tuhan. Daud mah beda nggak usah kiri kanan. Disebelah kanan saja. Aku lihat Tuhan ada disebelah kanan. Aku memandang Dia. 
Tanda yang ke-4 orang yang dekat sama Tuhan: Matanya selalu memandang Tuhan. Saudara,  kalau saudara pandang manusia banyak salah.  Pandang trus pada-Nya ... Jangan menoleh jalan t'rus ... Jangan pandang salah orang lain ... Pandang saja Yesus.  Kalau saudara lihat saya, saya  banyak kekurangan, saya banyak cacat cela, saya banyak salah. Saudara lihat nabi, saudara lihat rasul, rasul  mana yang nggak ada salah?  Nabi mana yang nggak ada salah?  Ada cacat, ada kekurangan. Raja mana yang nggak keliru? Ada kekeliruan. Tapi kalau kita memandang kepada Tuhan, Tuhanlah yang sempurna. Jadi belajarlah kita memandang Tuhan. Ada cape sedikit,  lelah sedikit, mungkin saudaraku ada  lesu di dalam pekerjaan Tuhan, pandang pada Tuhan. 
Saya selalu ingat itu cerita di Israel waktu mereka dipagut ular tedung karena Tuhan marah. Mereka makan daging sampai daging itu di celah-celah gigi, rakus mereka makan. Daging mentah dimakan. Padahal masak dulu, itu maunya Tuhan. Tuhan marah. Tuhan kirim ular tedung. Dipagut nggak lama mati. Tapi Musa datang pada Tuhan. Tuhan, kalau begini mati semua nih orang Israel. Mata sudah mendelik-mendelik. Tuhan bilang: Coba bikin ular dari tembaga, gantung diatas kayu, suruh yang baru dipagut ular tedung itu lihat itu ular tembaga. Biarpun dia udah mau mati asal matanya masih bisa lihat itu ular tembaga dia hidup. Maka orang Israel yang sudah kepagut ular tedung, sudah mau mati, racun sudah menjalar, tapi Musa bilang lihat ini ulat tembaga. Lihat -  sembuh. 
Ular yang dibelitkan pada kayu itu menjadi lambang Yesus. Tahukah saudara bahwa toko obat apotik  lambangnya adalah ular yang dibelitkan. Buat mereka racun ular jadi obat, tapi buat kita ular yang dibelitkan itu adalah ular tembaga. Tembaga itu dosa yang dihukum, yang dihancurkan. Jadi siapapun kita sudah tidak ada harapan, tapi kalau mata kita masih bisa memandang kepada Tuhan Yesus - selamat. Ada haleluyah, saudara ? Apapun problem saudara pada malam hari ini. Apapun persoalan saudara. Apapun pekerjaan saudara. Apapun yang menjadi saudara punya beban persoalan. Saudara-saudara mau mati rasanya. Usaha-usaha mata pencaharian. Jangan takut. Pandang kepada Tuhan. Pasti Tuhan akan menghidupkan saudara. Mari kita berdiri bersama-sama. Kita masuk dalam Tuhan. Haleluyah.  
oleh Pdt, J  E Awondatu
-- o --  
Categories:

0 ComMENT Please:

Posting Komentar

Leave Your Comments

Please "LIKE"this PAGE

Opini_saya dan Page Berbagi Renungan Harian

Blogroll