Haleluya! Formula seperti apa orang yang dekat
kepada Tuhan, Alkitab punya tanda, dia otoritas tertinggi. Jadi kalau kita pakai
omongan manusia, dia dekat sama Tuhan, dia dekat sama Tuhan, kita ngga kaci.
Kita musti pakai Firman Allah. Nah, Firman Allah punya tanda, punya otoritas, seperti
apa orang yang dekat sama Tuhan itu. Maka saya akan beri empat atau kalau nanti
cukup waktunya, lima, saya akan beri seperti apa orang yang dekat kepada Tuhan
itu. Yang pertama dalam Mazmur 145, kita akan membaca, apa yang dikatakan Firman
tentang orang yang dekat kepada Tuhan. Mazmur 145:18, kita akan membaca
bersama-sama, dua, tiga:
145:18 TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Kalau
ayat 18 itu hanya sampai bagian
pertama saja: Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya.
TITIK. Jadi
orang yang berseru kepada Tuhan itu telah dekat, ayat ini akan
berlawanan dengan
ayat dalam Matius 7, yang berkata : Bukannya orang yang berseru-seru
kepada Ku akan masuk di dalam Surga, tetapi hanya orang yang melakukan
kehendak Bapa Ku di Surga. Untung ayat ini tidak berhenti di sana tetapi
dia ada
kelanjutannya, ayat 18 b, pada setiap orang yang berseru kepadaNya
dalam, apa
saudara-saudara? Kesetiaan. Ini tanda pertama orang yang dekat sama
Tuhan, itu
dia punya kesetiaan.
Jadi bukan saya, bukan manusia, bukan pendeta, bukan rasul,
bukan nabi, Firman Allah bilang. Orang yang dekat kepada Tuhan, Tuhan dekat
kepada orang yang berseru kepada Dia dalam kesetiaan. Kesetiaan ini barang
langka sekarang, saudara-saudara, cari sekarang rakyat yang setia betul kepada
cita-cita proklamasi kemerdekaan, itu sudah jarang. Buktinya nih, korupsi ngga
bisa diberantas, koruptor belum ada yang diseret ke pengadilan, dijatuhi
hukuman, belum ada sampai sekarang. Bayangkan, saudara, hutang kita sudah dari tiga
ratus trilyun sekarang sudah meningkat seribu sekian ratus trilyun hanya dalam
jangka dua tahun. Mana uangnya itu, jadi barang apa? Nggak ada! Yang ada jadi
mobil mewah masuk, orang yang punya nya ngga ketahuan. Jadi orang yang setia
pada cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia itu, ngga ada, jarang, barang
langka. Baru kepada negara, apalagi kepada Tuhan kita setia.
Suami saja harus
setia sama istri, baru Tuhan dekat. Kalau suami tidak setia sama istri, arek
meureukeudeuweung kumaha oge ngga bisa Tuhan dekat sama dia, karena Tuhan cuma
dekat sama yang setia. Yang amin nya perempuan semua. Saya balik, perempuan juga
harus setia sama suami, nah itu. Jadi baik suami maupun istri harus semua setia,
karena Tuhan nggak mungkin dekat sama kita, kalau kita nggak setia. Bahkan
Firman Allah katakan, mana mungkin Tuhan percayakan perkara yang besar, kalau
kita tidak setia dalam perkara yang kecil. Jadi hal yang utama yang diberikan
oleh Tuhan kepada orang yang setia adalah Dia mau dekat, Dia mau ngedeketin
orang yang setia kepada Dia.
Di Amerika ada orang Tionghoa kawin sama orang
Tionghoa, orang Amerika tapi Tionghoa. Saudara tahu Tionghoa biar belo pegimana
mata, nama orang Tionghoa tetap ada tanda-tanda sipit, itu ada. Menikah mereka.
Sudah beberapa tahun nggak punya anak, eh satu kali, sudah dua tahun engga punya
anak, tahun ketiga punya anak. Suaminya kaget, karena anaknya kulitnya hitam,
matanya belo, rambut keriting, hidung pesek, bibir tebel, aduh sedih sang suami.
Tapi karena dia cinta sama istri, dia nggak berani nanya, diem aja. Waktu
dikasih tahu, ini anak bapa. Di tanya sama suster, mau dikasih nama apa ini
anak? Maka dia bilang, saya kasih nama Sam Ting Long. Sam Ting Long itu kalau
bahasa Inggris something wrong, ada yang salah. Jadi dia pake nama Tionghoa, Sam
Ting Long, sesuatu ada yang keliru. Mana mungkin papa Tionghoa, mama Tionghoa,
anaknya jadi negro ? Engga mungkin, saudara! Sam Ting Long. Ada yang tidak
setia, haleluya. Biar Tuhannya, Tuhan kita ini penuh dengan mujijat, nggak
mungkinlah, mujijat biar mujijat, papa Tionghoa, mama Tionghoa, anak jadi negro,
nggak mungkin, saudara, biar Tuhan ini penuh mujijat, ada haleluya,
saudara-saudara? Jadi kesetiaan ini penting. Setia, setialah, setia sampai mati.
Seperti Tuhan Yesus setia sampai mati.
Aduh, saya ingat beberapa waktu yang
lalu, ada satu siswa dari Palu. Aduh disayang-sayang sama staf, staf juga sayang
sama dia, oh dia ini baik, dia ini baik, dia ini sopan. Sampai kita
katanya harus untuk Cianjur. Ditegur sama saya sedikit saja saya tegor, langsung
besoknya minta pulang. Hejo tihang ! Susah jadi setia, saudara. Susah menjadi
dapat kesetiaan ini. Susah.
Ini supaya dapat gambaran. Di Jakarta
ada satu bibi, dari Jawa diambil, untuk pelihara satu bayi dari satu keluarga.
Bayi ini bayi perempuan. Diasuh sama ini pembantu rumah tangga yang masih
umur 30 an tahun. Diasuh dari bayi. Ini bayi sampai besar sampai sekolah SD, SMP, SMA, sampai
perguruan tinggi, berpacaran, sampai menikah, sampai itu bayi yang sudah menikah
itu punya anak lagi diasuh lagi sama ini pembantu. Nyonya Besar yang punya
mamahnya dari bayi pertama yang dia asuh itu disebut Nyonya Besar. Itu
gaji dari ini wanita pembantu dari Jawa ini dia nggak kasih semua, dia simpan di BNI
dia simpan di tabungan sampai ada 300 juta. Sudah begitu saudara satu kali dia
lihat ini pengasuh sudah tua sudah 60 an lebih kasihan matanya sudah mulai
lamur. Panggil saja. Mbok, sini. Dia tidak menikah. Sudahlah sekarang uang
saya kasih 300 juta. Mbok pulang, di sana ada keluarga mau beli rumah tanah
di sana terserah ini uang 300 juta disimpan sudah beberapa tahun dari bayi sampai
punya bayi lagi itu bayi. Jadi pulang saja nanti kita antar pakai mobil di mana
di Jawa Tengahnya, nanti tahu sampai saja.
Ngadeprok
saudara ini pembantu
RT. Ngadeprok, dia nangis: Nyonya Besar, saya nggak dapat itu uang
nggak
apa-apa. Saya nggak dikasih rumah nggak beli tanah pun saya nggak apa
apa. Ijinkan saya berbakti, ijinkan saya ini melayani keluarga nyonya
besar
sampai saya mati disini. Saya nggak bisa dipisahkan dari ini keluarga.
Saya
sudah rasa jadi bagian ini. Maka nyonya besar itu dengan anaknya yang
sudah
punya anak lagi memeluk ini bibi sambil menangis tiga wanita ini. Kalau
begitu
bibi kerja disini sudah sampai meninggal. Nah, cari pembantu yang
seperti begini
susah, saudara. Yang setia yang nggak mikir duit. Banyak pembantu:
Neng, kalau bisa mah pinjam dulu gaji yang bulan depan. Walah. Ini
saudara-saudara ku,
bertahun-tahun dia tidak tahu gajinya diparoh-paroh dikumpulin, karena
induk semangnya juga baik.
Maka kesetiaan inilah yang membikin
hatinya Tuhan itu saudara-saudara. Saudara yang saya kirim SMS saya kan
kirim SMS: Siapa bilang Tuhan itu maha maha bisa? Tuhan tidak maha bisa. Ada
satu yang Dia nggak bisa. Saya kasih ayatnya: Tuhan tidak bisa menyangkal diri
Nya. Walaupun kita tidak setia Dia tetap setia. Ada haleluyah? Nah, kalau
Yesus itu setia tentu saudara, Dia akan dekat kepada yang mirip-mirip Dia
sifatnya.
Ayo kita bicara tentang Raja. Raja Saul
40 tahun memerintah - Raja. Daud memerintah 40 tahun - Raja. Salomo memerintah 40 tahun.
Semuanya tiga-tiganya Raja Israel. Semuanya memerintah 40 tahun. Kenapa yang
cocok dihatinya Tuhan cuma Daud. Itu karena kesetiaan! Sampai Daud itu
menyanyi : Kemurahan-Mu lebih dari hidup. Itu dalam bahasa Inggris:
Thy loving kindness. Kemurahan-Mu, kesetiaan-Mu. Baca Mazmur itu Daud bicara
tentang kesetiaan Tuhan.
Jadi ini tanda yang pertama. Kalau kita mau tahu ini
orang deket sama Tuhan atau ngggak, dia setia. Setia kepada tugas, bisa
menempatkan diri.
Saudara suka nonton sepak bola, kan?
Begitu saudara lihat AS Roma bertanding dengan Parma setelah di foto, tukar
menukar bendera. Priiit, semua berlari, menempatkan diri di tempatnya
masing-masing. Kiper berdiri dibawah mistar, kanan luar disebelah kanan, kiri
luar disebelah kiri, back kanan disebelah kanan, back kiri disebelah kiri,
penyerang tengah ditengah, kanan dalam kiri dalam sudah siap menempatkan
diri. Apa yang terjadi bila priiit kiper tiba-tiba menempatkan diri jadi
penyerang tengah? Nggak bisa! Nah, banyak kita ini nggak bisa
menempatkan diri, nggak bisa setia dengan apa yang kita sudah dipercaya sama
Tuhan.
Kita musti belajar setia dengan apa
yang Tuhan percaya pada kita. Kebaktian we. Nggak bisa kita datang tepat itu pada
waktunya. Yang tepat puji Tuhan, haleluyah. Murid ko Yoyo. Tapi
saudara-saudara, ada yang suka telat. Yah, masih bisa lah kita dengar
Firman. Kita mau dilayani oleh Firman, tapi kita tidak mau melayani Tuhan dengan
nyanyian. Mari kita belajar setia. Itu baru yang pertama. Sudah.
Di Jakarta beredar
selebaran yang diselebarkan tanpa nama pendeta siapapun
beredar bahwa Yesus akan datang pada tgl 18 September ini, 19 September,
dibagi-bagi. Kita mah udah ngerti, kita mah ikut PA, tidak mungkin Yesus datang
karena sebelum Yesus datang, 3.5 tahun sebelum Yesus datang, Antikris akan
muncul. Kan Antikris belum muncul karena Antikris tidak akan muncul sebelum
gereja disempurnakan. Gereja kan sekarang belum sempurna karena masih ada
pendeta ditangkap polisi. Nanti kalau gereja sudah sempurna, gereja diangkat ke
padang belantara, saudara-saudara ku, baru Antikris turun, 3.5 tahun kemudian
Yesus turun, itu
nggak usah pake selebaran-selebaran. Aduh, betapa pentingnya, karena Tuhan itu setia
kepada janji nya. Tidak ada seorangpun yang tahu kedatangan Dia. Mari kita belajar
setia.
Saudara, saya pribadi lebih menghargai
orang atau pengerja yang setia daripada yang pintar. Pengerja banyak yang
pinter, tapi saya menilai seseorang bukan dari pintarnya tapi dari
setianya. Buat saya dari situ. Itu karakternya. Dari situ setia. Itu warnanya orang
Kristen pertama, pantas Tuhan mau dekat sama orang yang berseru dalam kesetiaan,
karena itu
karakternya Tuhan, setia. Saya lebih cenderung lebih memilih biar dia pengerja tidak
terlalu pandai tetapi setia daripada dia pandai tapi nggak setia. Buat apa
?
Yang kedua kita baca dalam Injil Matius
3 seperti apakah Tuhan mendekati orang-orang seperti apa di dalam kedekatanNya
kepada kita manusia.
3:1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
3:2 "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
3:2 "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Saudara yang ikut Family Camp,
saudara-saudara sudah tahu Kerajaan Surga, Kerajaan Allah dengan Rajanya
itu satu. Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat. Jadi bagaimana
seseorang itu dekat sama Tuhan ? Kalau kehidupannya ada di dalam kehidupan
pertobatan. Saya waktu bedstone doa semalam suntuk saya mulai gambarkan beberapa
orang jemaat yang sudah tidak hadir lagi. Padahal dulu tua-tua sidang. Dia kaum
bapa, pengurus. Jadi ini juga bagi gembala jiwa yang hilang musti diperhatikan
ini. Sudah nggak kebaktian. Jadi saya bawa doa.
Tuhan mengembalikan
biasanya dengan dua cara: Cara yang lembut, kita sadar, bertobat sama Tuhan.
Atau kalau kita kita nggak mau bertobat Tuhan pakai cara yang keras. Pukul. Saya
harap saudara jangan tunggu dipukul baru kembali. Tapi kita sadarlah, kita
bertobatlah. Jadi Tommy Soeharto kalau menyerahkan diri jauh lebih aman
daripada dia ketangkep. Menyerahkan dirilah pasti lebih baik semuanya. Tapi ini
sudah kepalang basah, nama sudah jelek, Ibrahim. Tapi saudara-saudaraku, saya
punya prinsip begini, orang sejahat bagaimana masih kok ada jalan
untuk bertobat.Orang yang baik bagaimana dia masih bisa sempat bisa jatuh. Itu
sebabnya mari kita mau bertobat. Dan kalau saudara anggap bahwa ah, pertobatan
itu untuk jiwa baru. Buat saya mah udah lama sudah 30 tahun ikut Tuhan sudah 40
tahun ikut Tuhan. Masa saya masih perlu bertobat lagi?
Jemaat Efesus di Wahyu
masih diharuskan bertobat sama Tuhan, padahal itu jemaat contoh, jemaat
teladan, jemaat model, masih disuruh bertobat, karena gara-gara jatuh dari
kasih mula-mula, tidak cinta lagi kepada Tuhan. Apalagi kita! Mungkin dalam
ruangan ini saya ini pendeta adalah yang paling besar dosanya dibanding dengan
saudara. Maka kita harus setiap hari itu memerlukan pertobatan. Hati yang selalu
bertobat, hati yang selalu bilang: Aduh Tuhan, apa salah saya Tuhan? Perbaiki saya,
saya mau hidup benar dihadapan Tuhan. Daripada kita setiap hari merasa
kita ini hebat, kita ini benar. Jangan. Kita lebih baik tiap hari kita punya perasaan
aduh Tuhan apa ada saya salah ini? Saya tidak mau salah dihadapan Engkau,Tuhan.
Saya mau punya hati yang bertobat. Hati yang mau berubah.
Ada 2 orang datang di Bait Allah.
Yang satu namanya bapa Risi. Parisi: Oh, Tuhan, aku bersyukur kepadamu, karena
aku tidak seperti orang-orang lain. Aku bukan perampok, aku bukan pezinah, aku
bukan orang lalim, aku berpuasa dua kali satu minggu, aku membawa persepuluhan,
dan aku bukan pemungut cukai, seperti orang yang disebelah itu Tuhan. Yang lain
pemungut cukai, menghadap keatas saja nggak berani. Dia tepuk-tepuk dada: Ya Tuhan, kasihankanlah saya orang berdosa.
Apa kata Yesus? Tuh yang
belakangan pulang dibenarkan sama Tuhan. Yang pertama biar pakai jubah
rumbai-rumbai panjang pakai kemenyan segala, nggak bisa. Karena apa? Karena
yang belakangan itu merendahkan diri, dengan hati penuh petobatan. Aduh, saya
ini banyak salah Tuhan, kasihani dong saya. Yang satu mah wah, saya Senin dan
Kamis berpuasa.
Maka yang menyenangkan hati Tuhan itu
hati yang siap bertobat. Maka Paulus bicara kepada jemaat Korintus: Aku senang
kamu susah, kok. Aku senang kamu berduka cita , karena duka citamu itu membawa
kamu kepada pertobatan. Bukan duka cita dunia, dukacitamu itu dukacita yang
mendekatkan kamu kepada Tuhan.
Jadi syarat yang kedua karakter yang kedua
orang yang dekat sama Tuhan bukan hanya saudara-saudara ku dia setia, tapi
dia selalu mau bertobat. Nggak akan merasa dia ini lebih hebat dari
yang lain. Mungkin saya banyak kekurangan. Itu hati yang penuh pertobatan.
Yang ketiga: Pilipi 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Bahasa aslinya: Tuhan ada dekat. Oh, yang ketiga tanda orang yang
dekat kepada Tuhan adalah orang yang mempunyai hati yang baik. Liang Sim
nya baik. Co Ho Sim. Tapi hatinya baik ! Hati itu baik. Saya selalu masih suka
iseng-iseng suka lihat koran Kompas minggu halaman ke dua atau kontak jodoh masih suka
iseng-iseng pasang iklan: Seorang gadis Katolik agama, keibuan, baik,
melayani, pengertian, mencari jodoh yang baik. Saya belum pernah baca ada yang
baca: Seorang
wanita bawel, cerewet, mau menang sendiri, tidak mau diperintah suami, mencari
seorang suami yang giginya ompong tiga. Semua cari yang baik ! Coba orang beli
mobil, orang beli mobil bekas, apalagi mobil bekas diperiksa dulu.
Tapi ini semua ingin yang baik. Jadi
kita semua ingin yang baik. Ternyata Tuhan juga ingin yang baik. Oh, dikatakan: Biarlah kebaikan hatimu itu
diketahui oleh semua orang. Eh, Bung Karno dijelek-jelekin. Sudah ulang tahun
yang ke-100 mah wangi lagi aja namanya. Memang orang baik. Kalau orang jelek mah biar
parakatengteng-parakatenteng da nanceup we, kacleup. Kalau orang baik mah wulih.
Soekarno ini, Soekarno itu. Diinjek. Sampai tahun 66. Sekarang mah, orangnya sudah jadi
tengkorak, masih saja namanya dibikin cetak duit 100.000 gambar.
Tapi yang diinget dari Presiden-presiden
itu apanya, saudara? Kebaikannya. Presiden yang pertama, Bung Karno, ini
suka wanita. Presiden yang ke-2, Pak Harto, takut wanita, Presiden yang ke-3,
Habibie seperti wanita, Presiden yang ke-4, Gus Dur, tidak bisa lihat wanita,
baru Presiden yang ke-5, wanita beneran, saudara-saudara. Presiden
kita in aneh-aneh, unik-unik. Tapi yang akan dilihat ini kebaikannya.
Megawati
pidato. Diwawancara rakyat, ada yang senang, ada yang nggak. Tapi kalau kita
lihat dari ngomongnya, banyak yang senang sama dia. Rakyat kecil itu senang. Di
Aceh. Jadi kebaikan hati ini, saudara, aduh, ini harta yang luar biasa.
Saudara tidak akan diingat kalau meninggal, dari kekayaan saudara. Saudara tidak
akan diingat dari kepintaran, dari kehebatan saudara.Tidak. Saudara akan
diingat karena kebaikan saudara. Itu sebabnya jadilah orang baik. Berbuatlah
baik. Bekerjalah dengan baik. Janganlah jemu berbuat baik. Janganlah jemu
berkarya baik. Janganlah jemu berkata baik. Kebaikan hati kita biar dikenal,
biar diketahui oleh orang lain. Oh, bapa itu, si enci itu, ya kita tahu. Dia
baik. Kita tahu rumahnya dimana. Tahu. Orangnya baik. Itu menandakan orang itu dekat sama Tuhan.
Yesus
Engkau baik, sungguh baik, amat baik.
Di Manado saya baru dengar kesaksian
ini. Ada banyak kaset khotbah saya dibawa kesana dibagi-bagi. Dibagi-bagi lalu
dibagikan kepada seorang
istri muda dari Jendral Polisi. Orang muslim. Saya tidak cerita banyak,
susah-susah cape, pokoknya ibu ini tiba-tiba dia percaya pada Yesus dan dia
terima Yesus. Anaknya dia masukin sekolah minggu. Suaminya masih di Jakarta.
Mabes Polri, ancam dia: Kalau kamu tetap di kristen,
perusahaan yang kamu punya di Bandung aku ambil. Dia jawab apa? Silahkan.
Ambil
saja. Aku sudah punya Yesus. Makanya dia bersaksi: Aku di dalam Yesus itu begini
begini. Anaknya diambil satu yang besar dimasukin pesantren sama suaminya. Si
anaknya
bilang: Di sini mah gelap, saya nggak betah. Lagi di sekolah minggu waktu di
Manado senang. Rebutan. Jadi satu ikut Bapa masuk pesantren satu ikut ibu di
sekolah minggu. Tapi ini ibu dia bilang begini. Asalnya biasanya
ikut arisan sama
ibu-ibu Jendral, olah raga pagi, wawancara, fitness. Sekarang, bedston sama
kaum wanita yang lain, tidak kelihatan ibu Jendral nya. Bedstone berlutut, nangis
terharu, penuh Roh Kudus. Saya nggak peduli, katanya, perusahaan saya memang
cukup besar di Bandung mau diambil lagi sama suami saya karena gara-gara
saya kenal Yesus nggak apa-apa. Tapi
suaminya jadi bimbang, karena dia itu orang baik.
Nah, saudara kita bagaimana? Iman kita
itu sampai ke sana belum tingkatannya? Ini kaset rohani ini luar biasa. Nah, KKR
saya di Langoan ini jemaat luar biasa. Maka saya bilang ini pasti Tuhan berkati
Langoan. Luar biasa. Ini jemaat Langoan ini kota besar, saudara, yaitu kecamatan.
Tidak ada bioskop. Masih ada dokar, mobil bisa dihitung jari. Saya dicukur di
Langoan. Tukang cukurnya mani ngadegdeg (gemetar), karena dia buka mulut cukur,
saya bilang: Pak, tutup mulut bau rokok. Maaf pak. Kampung, saudara, tapi
bikin KKR 25 hari. Orang yang datang jemaat dari luar kota dikasih makan sama
jemaat. Kebaktian jam 7 selesai jam 10. Ada yang mau dibaptis-baptis dikasih
makan. Tiap hari 25 hari. Sebelum KKR, 3 bulan sebelumnya, doa
semalam suntuk puasa. Kaum muda nya puasa bukan 1 hari: 3 hari 3 malam.
Belum hamba Tuhan yang diundang minta dikirimin tiket. Dari mana-mana pembicara.
Ini sudah tahun ke-4. Kita mah Family Camp aja 2 hari, mani harerese. Kita mah
nggak keluar uang. Uang yang keluar itu masuk lagi ke mulut kita. Hanya untuk
bayar kamar untuk kita tidur. Mani hese.
Saya bilang sama jemaat mereka: Jemaat
ini pasti diberkati Tuhan. Nah saya punya khotbah direkam, saudara. Dan
video rekaman nya mereka kasih sama saya, jadi saya bawa pulang ini dua. Saya
mau bikin dulu CD supaya nanti bisa dibagi-bagi. Luar biasa jemaat. Tiap tahun.
Kebaikan jemaat ini kesana kemari. Di Indonesia, saudara, tidak ada gereja
besar mana bikin KKR 25 hari. Tidak ada. Cuma ini. Kecamatan Langoan. Tapi pada
hari ke-3 saya lihat satu penglihatan. Setelah saya khotbah, Roh Kudus turun,
saya lihat satu penglihatan. Saya lihat ada satu kota gedung bertingkat kiri
kanan berwana biru semua dan di jalan itu, saudara ku, ada harta yang banyak mas
perak tapi aneh berwarna biru dalam penglihatan itu. Hilang itu
penglihatan. Saya ambil mike lagi. Saya pinjam, mereka lagi berdoa.
Saya bilang: Saya minta perhatian. Saya baru lihat penglihatan. Saya lihat satu kota besar
dan saya lihat banyak mas perak harta yang indah-indah yang tidak ada
orang ambil. Dan Tuhan suruh saudara ambil. Dan Roh Tuhan kerja lagi. Tapi habis
kebaktian selesai, habis makan, gembala sidang ngomong begini: Yang brur lihat
itulah vision penglihatan pantekosta pertama dulu pertama yang pendeta-pendeta
senior dulu lihat pertama, bahwa mereka melihat ada banyak harta yang besar,
yang banyak, tetapi tidak ada orang ambil. Dan saya ingin kasih tahu
kepada saudara, jemaat itu bilang: Sekarang kami mendapatkan
keyakinan kembali karena pdt Awondatu melihat penglihatan yang sama,
padahal kami tidak pernah cerita kepada pdt Awondatu. Pendeta nya sudah meninggal,
sudah lama. Itu penglihatan pertama di Langoan.
Saya bilang apa itu harta, apa itu
kekayaan? Itu kebaikan-kebaikan Tuhan. Saudara-saudara, seperti tadi
kesaksian saudara kalau mau jujur Tuhan itu baik. Tiap hari kebaikanNya banyak.
Itu harta yang seringkali kita tidak mau pakai. Kita kaya dibutakan sama
Iblis dari kebaikan Tuhan. Kita dibutakan, nggak mau lihat kebaikan Tuhan. Coba
kalau kita jujur, Tuhan itu baik kan. Ayo kita lagi di sini,
anak kita di mana, orang tua kita di mana? Suami kita di mana? Istri
kita di mana? Siapa yang jaga mereka? Usaha kita bagaimana? Kan Tuhan.
Kalau lagi tidur ? Tuhan itu baik. Jadi ambillah itu harta kekayaan. Ini yang
ketiga. Jadi saya tidak bisa sampai lima. Ini yang terakhir yang ke empat.
Kisah Rasul
2:25
Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan,
karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Haleluyah? Tidak ada kata dekat tapi
kalau Tuhan berdiri disebelah kanan, itu kan artinya dekat. Orang sekarang
lebih hebat, lebih pintar dari Raja Daud. Kiri kanan ku ada Tuhan. Depan
belakang ada Tuhan. Atas bawah ada Tuhan. Di sekelilingku ada Tuhan.
Daud mah beda nggak usah kiri kanan. Disebelah kanan saja. Aku lihat Tuhan ada
disebelah kanan. Aku memandang Dia.
Tanda yang ke-4 orang yang dekat
sama
Tuhan: Matanya selalu memandang Tuhan. Saudara, kalau saudara pandang
manusia banyak salah. Pandang trus pada-Nya ... Jangan menoleh jalan t'rus
...
Jangan pandang salah orang lain ... Pandang saja Yesus. Kalau
saudara lihat saya, saya banyak kekurangan, saya banyak cacat cela, saya
banyak salah. Saudara lihat nabi, saudara lihat rasul, rasul mana yang nggak
ada salah? Nabi mana yang nggak ada salah? Ada cacat, ada
kekurangan. Raja mana yang nggak keliru? Ada kekeliruan. Tapi kalau kita
memandang kepada Tuhan, Tuhanlah yang sempurna. Jadi belajarlah kita memandang
Tuhan. Ada cape sedikit, lelah sedikit, mungkin saudaraku ada lesu
di dalam pekerjaan Tuhan, pandang pada Tuhan.
Saya
selalu ingat itu cerita di
Israel waktu mereka dipagut ular tedung karena Tuhan marah. Mereka makan
daging
sampai daging itu di celah-celah gigi, rakus mereka makan. Daging mentah
dimakan. Padahal masak dulu, itu maunya Tuhan. Tuhan marah. Tuhan kirim
ular
tedung. Dipagut nggak lama mati. Tapi Musa datang pada Tuhan. Tuhan,
kalau begini
mati semua nih orang Israel. Mata sudah mendelik-mendelik. Tuhan bilang:
Coba
bikin ular dari tembaga, gantung diatas kayu, suruh yang baru dipagut
ular
tedung itu lihat itu ular tembaga. Biarpun dia udah mau mati asal
matanya masih bisa
lihat itu ular tembaga dia hidup. Maka orang Israel yang sudah kepagut
ular
tedung, sudah mau mati, racun sudah menjalar, tapi Musa bilang lihat ini
ulat
tembaga. Lihat - sembuh.
Ular yang dibelitkan pada kayu itu menjadi lambang Yesus. Tahukah
saudara bahwa toko obat apotik lambangnya adalah ular yang dibelitkan. Buat mereka
racun ular jadi obat, tapi buat kita ular yang dibelitkan itu adalah ular
tembaga. Tembaga itu dosa yang dihukum, yang dihancurkan. Jadi siapapun kita
sudah tidak ada harapan, tapi kalau mata kita masih bisa memandang kepada Tuhan Yesus
- selamat. Ada haleluyah, saudara ? Apapun problem saudara pada malam hari ini.
Apapun persoalan saudara. Apapun pekerjaan saudara. Apapun yang menjadi saudara
punya beban persoalan. Saudara-saudara mau mati rasanya. Usaha-usaha mata
pencaharian. Jangan takut. Pandang kepada Tuhan. Pasti Tuhan akan menghidupkan
saudara. Mari kita berdiri bersama-sama. Kita masuk dalam Tuhan. Haleluyah.
oleh Pdt, J E Awondatu
-- o --
0 ComMENT Please:
Posting Komentar