Kamis, 27 Oktober 2011

Haleluyah?  Selamat sore, selamat berbakti dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Pertama-tama, saya tidak lupa mengucapkan terima-kasih atas puisi yang sudah dibacakan oleh Ibu Sambas, yang sangat menyentuh hati saya. Tapi mari malam hari ini, semua doa-doa itu kita kembalikan kepada Tuhan yang patut dipuji, yang patut ditinggikan dan dibesarkan. Doa saudara untuk saya, saya tetap harapkan, supaya Tuhan tetap, bisa kita bersama-sama lebih lama. Mazmur pasalnya yang ke-5, kita akan membaca ayatnya yang ke-13:
5:13 Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Mari kita baca bersama-sama. Mulai minggu ini kita akan mendengar Firman Tuhan dengan seri mengenai Keberadaan Allah. Karena apa? Karena banyak kali kita ini miss conception, kita salah konsep tentang Allah kita. Kita keliru tentang Tuhan kita. Karena kita keliru menilai tentang Tuhan kita, maka cara kita datang kepada Tuhan pun keliru oleh karena penilaian kita yang keliru. Tetapi saudara-saudara, kita akan melihat dari Firman Allah (FA)  bahwa di dalam Sabda Tuhan beberapa minggu ini kita akan melihat bagaimana keberadaan Allah itu di dalam kehidupan kita.   
Mari kita lihat ayat 13 ini bagian a:  Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar.  Di dalam salinan lain bahasa lain ayat ini ada satu kata yang hilang, yaitu sebab Engkaulah yang memberkati dengan limpah orang yang benar. Saudara bisa aminkan ini ? Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang memberkati kita dengan limpah. Tuhan kita bukan Tuhan yang medit, yang skaker, Tuhan yang pelit, Tuhan yang berhitungan, Tuhan yang menahan sesuatu dari kita. Tidak. Tapi dikatakan Ia memberkati orang yang benar dengan limpah. Dengan kelimpahan yang luar biasa. Dengan kelimpahan yang sukar kita katakan.  Ia memberkati orang benar dengan limpah. Di dalam Mazmur 116 kita melihat hal yang lain. Mazmur 
116:1. Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
116:2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
116:3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
116:4 Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: "Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!"
116:5 TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.
116:6 TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.
116:7 Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu. 
Ayat ke-7. Di sini juga ada satu kata yang hilang. Ayat ke-7: Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik yang limpah kepadamu. Dalam Mazmur yang tadi kita mendengar bahwa Tuhan memberi berkat yang limpah. Sekarang kebaikan-Nya pun saudara-saudaraku, limpah. Bahasa Inggris memakai kata 'bountifully'. Itu limpah.  Nggak kehitung. Limpah kebaikan-Nya kepada kita! Saya baca saja begitu tidak usah sampai selesai khotbah,  saudara punya penilaian kepada Tuhan sudah akan berubah. Visi kita tentang Tuhan itu akan berubah, yaitu memberi berkat dengan tidak menahan, Dia beri berkat dengan limpah. Tapi dilain pihak Ia juga memberi kebaikan kepada kita juga dengan limpah. Tuhan ini Allah kita. Berkatnya limpah. Kebaikan-Nya Tuhan itu limpah. Nggak ada batas! Ayo, kalau bilang Tuhan punya kebaikan ada batasnya, batasnya itu di mana? Kebaikan Tuhan itu limpah. Baik. Luar biasa. 
Kita mau melihat sekarang ini Allah kita yang limpah. Dia limpah dengan berkat, Dia limpah dengan kebaikan. Kalau sampai saat ini kita belum mengalami berkat, belum mengalami kebaikan, bukan salah Tuhan!  Alkitab sudah berkata Allah kita Allah yang limpah  berkat, limpah dengan kebaikan. Kita mau masuk dalam Perjanjian Baru, untuk melihat seperti apa limpahnya Tuhan itu kepada umat-Nya, sayangnya Tuhan kepada saudara dan kepada saya. Kita lihat dulu Efesus. Saudara yang kebaktian hari Rabu, saudara tidak usah bingung lagi karena saudara  ikut PA, tetapi saudara yang tidak datang hari Rabu saudara akan mendapat pengertian yang baru pada ayat-ayat  ini. Efesus
3:19 dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.
3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak ( bahasa asli lebih limpah) dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, 
Jadi Allah yang kita sembah di dalam Kristus Yesus itu dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan - minta atau  kita pikirkan. Jadi saudara, nih saya kasih lihat, saudara pikir ingin disini, Tuhan mah udah di sini pikiran-Nya. Cuma pikiran kita belum sampai disini. Contoh Ayub, saudara-saudaraku. Dia habis-habisan potol total miskin, istri tinggalkan dia, dia sendiri bisul, kekayaannya habis. Orang nilai dia disini, tapi Tuhan mah sudah lihat disini. Dia diberkati dua kali lipat diakhirnya. Istrinya kembali, anaknya dikembalikan 10 lagi, kekayaannya dikembalikan 2 kali lipat. Ada halleluyah?
Ini membuktikan bahwa Tuhan nya Ayub adalah Tuhan yang limpah bukan Tuhan yang membikin kita umat-Nya jadi potol.  Tidak. Tuhan yang limpah. Jadi kalau kita baca cerita Ayub kita musti yakin   bahwa kalau Ayub diberkati dua kali ganda, Tuhanpun sanggup memberkati kita dalam toko usaha, mata pencaharian,  pekerjaan - apapun juga,  dengan limpahnya. Filipi 
4:18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

Nah bagaimana kekayaan Tuhan karena kekayaan Tuhan itu bisa memberi kepada kita dengan limpah? Dia memberi kepada kita dengan limpah. Menurut kekayaan-Nya. Jadi jangan saudara pikir Tuhan itu tidak sanggup. Nah, saya selalu cuci otak saya setiap pagi bahwa Allah saya di dalam Yesus itu Allah yang kaya raya yang luar biasa dan limpah.  Dia tidak mau lihat anak-anak-Nya kere. Ayo saudara sebagai bapa dan ibu jasmani, saudarapun berusaha disegala tingkat ingin lihat anak saudara pakai bagus, makan bagus cukup, kalau bisa lebih banyak uang biar ia sekolah berkendaraan bisa beli motor bisa lagi beli mobil kalau memang mampu diberkati Tuhan kenapa tidak. Karena saudara ingin yang terbaik  untuk anak saudara. Masa Bapa kita di Surga tidak demikian? Dia juga ingin kepada kita anak-anak-Nya ingin berkat-berkat yang baik.
Kalau sampai saudara mempunyai berkat Tuhan,  saudara bisa beli Handphone 3 juta,  5 juta 10 juta HP ada,  itu nama Tuhan dipermuliakan. Ada haleluyah saudara? Puji Tuhan. Saudara bisa mempunyai toko, warung diberkati Tuhan, saudara bisa beli mobil, motor, sampai saudara bisa ikut Family Camp  - itu diberkati Tuhan. Saudara nggak usah minta lagi hal- hal yang kekurangan saudara sudah diberkati Tuhan. Allah kita Allah yang limpah loh saudara. Bener. Jadi saya cuma kenapa dia, kenapa dia susah? Saya nggak mau banyak bicara. Pokoknya bukan salah Tuhan saja! 
Coba kita baca dulu beberapa ayat, lalu pelan-pelan kita masuk. Yohanes 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. 
Saya tidak perhatikan pertama-tama tapi Roh Kudus buka: Segala kelimpahan! Di rumah tangga ada kelimpahan damai, kelimpahan sukacita, anugerah, tidak cekcok, ngomongnya tidak cerai melulu karena ada kelimpahan damai, ada kelimpahan bahagia, cocok, berkat. Di perusahaan ada kelimpahan berkat, ada kelimpahan hasil. Ini janji dari Tuhan. Jiwa kita limpah dengan anugerah, limpah dengan damai, limpah dengan suka cita. Saudara boleh cari di toko serba ada di Jakarta sampai di New York apakah ada dijual damai sejahtera? Tidak ada. Damai sejahtera hanya diberi oleh Yesus Kristus. Hanya diberi oleh Dia sendiri.  Itu sebabnya jiwa kita limpah.
Kalau di Jakarta  sudah nyanyi Jiwaku merindukan-Mu udah nangis. Bukan nangis sedih tapi nangis karena jiwanya limpah dengan ucapan syukur, limpah dengan syukur. Nyanyi. Limpah. Parkir berapa? 700 perak parkir.  Ya kalau orang limpah kasihlah 1.000. Belajar hidup dalam kelimpahan. Jangan kaya orang Arab. Cau (pisang) sabaraha sasisirna? Neng, 5.000,  da cau raja. Geus 3.000 lah, sok 3000.  5.000 neng, eta teh ti Salaeurih, ditanggung ku amang, hese eta teh subuh-subuh ... tos 5.000 neng, murah. Ah, komo diditumah 2.000, enggeus 3.000 ... bari leumpang. Karena nggak dikasih balik lagi.  3.250.  
Tuhan kita Yesus Kristus yang penuh dengan kelimpahan Dia lihat dari Surga: Ini anak-Ku yang katanya hidup berkelimpahan  nawar cau siga orang Arab. Medit pisan. Nggak mikir metik pisangnya, ngangkutnya pakai angkot, diangkat pakai angkot. Kita mah cuma tinggal bayar goceng makan cau raja.  Saudara sendiri anak Raja. Jangan beli saudaraku pisang buruh karena saudara anak raja. Saya agak sukar beli pisang Ambon sekarang karena orang Ambon item pisangnya putih.  Jadi bingung saya. Tapi saudara anak Raja, beli pisang raja. Harus seperti anak Raja dong. Jangan nawar ka rakyat leutik teh aduh  mani meureukeudeuweung. Tukang beca ditawar. Kalau sampai bisa meunang  murah teh aduh kaya dapat piala! Meuli sabaraha eta di pasar? Sa Ceng Go (3.500). Tah Ceng Cit Pua (1.750) Ni mah kamahalan meuli! Saudara-saudara nggak apa-apa kemahalan karena kita punya berkat banyak dari Tuhan. Kita menolong orang susah. Ada haleluyah, saudaraku? Lain royal, kita tolong orang susah. Belajar hidup dalam mental kelimpahan, bukan mental orang miskin.  
2 Korintus 9 mentalnya orang  yang kelimpahan.  
9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." 
Camkan. Ingat sampai mati. Orang yg menabur sedikit - ini Tuhan kasih ajar lama dari tahun 1974 saudara - akan menuai sedikit. Saya undang Pdt Cruckshank sama istrinya datang di Indonesia karena saya pikir begini dulu ia bayarin saya ke Canada 2-3 kali ke Amerika. Dia bayarin tiket saya. Jadi saya bilang Brur Hugh Cruckshank bawa istrimu yang namanya jug Siu Yang bawa kesini  ke Indonesia. Saya bayar tiket suami istri pulang pergi. You datang aja. Dia kaget. Wah, kalau begitu saya mesti pikir-pikir dulu. Kasih waktu saya 3 hari. Akhirnya dia telpon: Aduh saya ada halangan tidak bisa datang. Bukan saya kebanyakan duit. Bukan. Yang menabur sedikit menuai sedikit. 
Saudara di dalam pekerjaan Tuhan, aduh jangan itungan. Jangan meureukeudeuweung. Kenapa tangan teh begini terus. Ieu cenah aya lem tikus kepencet jadi susah buka teh. Camkan. Menabur sedikit menuai sedikit. Kenapa ? Karena kita harus punya  mentalnya Bapa. Mentalnya sang Bapa. Maka kalau kita datang sama Bapa, kita nggak malu dong ingat kita juga suka memberi. Kalau kita  kopet medit skaker pelit kopet. Tuhan beri padaku selimpah-limpahnya. Ari maneh sarangan kopet. Beri Tuhan aku dengan kelimpahan. Kamu sendiri medit. Tuhan tidak mungkin memberkati orang yang medit. Kadang-kadang  saya pikir ada ibu bapa yang suka kirim masakan ke rumah aduh saya pikir 1 macam  dah sudah cukup. Nggak usah banyak. Dikirim 3-4  macam. Sampai saya bilang duh ibu jangan banyak-banyak. Kan yang makan bukan bapa saja. Memang betul juga. Saya pikir itu orang yang memberi sedikit akan menuai sedikit tapi yang memberi banyak akan menuai banyak. Dibelakang gereja ini dulu saya masih kecil kelas 6 SD masih suka mancing beureunyit. Saudara mungkin dari Menado  belum  tahu apa itu beureunyit itu ikan kecil  kalau di sana disebut nike. Itu  kita pancing pakai benang gedebog pisang. Terus kita ambil remeh nasi taruh saja diujungnya karena mulutnya kekecilan itu ikan nempel tidak usah pake pancingan. Untuk beureunyit ikan kecil ini pakai benang. Reuseup da budak leutik keneh urang teh harita mah. Begitu satu kali saya mancing di Pulau Seribu jam 4 sudah ada dikapal sama bapak Dicky Saroinsong.  Masih ngantuk kita ke laut. Kemana dulu, pak? Kita beli udang dulu. Udang besar-besar saudara. Mau mancing apa, pak ? Kita mau mancing ikan tongkol. Pancingannya musti udang.  Beli udang mahal mahal tapi untuk tongkol. Jalan kita.  Pelan-pelan jalan. Nyamber itu tongkol. Segede gini. Panjang segede gini. Beureunyit hanya remeh saja.
Nah banyak diantara kita ingin tongkol, Tuhan berikan tongkol tapi memberi kepada Tuhan remeh. Mental kita bukan mental orang yang berkelimpahan. Mental kita mental remeh mental beureunyit.  Iblis tutup pikiran kita sampai kita tidak bisa lihat  bahwa  Tuhan itu sanggup memberikan memberkati kita itu tidak bisa lihat. Jadi kita mah udah biasa saja susah, udah biasa berkekurangan. Udah biasa saja begitu. Iblis tutup.  Iblis datang  untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan tapi Aku datang untuk memberikan hidup yang berkelimpahan. Tapi kita nggak pernah ngalami. Kenapa janji Yesus ini tidak pernah kita alami hidup limpah. Kenapa kita tidak alami hidup limpah ini ? Bukan salah Tuhan! Haleluyah! 
Kalau saudara kolekte,  biasakan pilih uang yang bagus yang baru karena pemerintah nyetak baru terus. Jangan yang busuk yang bau terasi yang sudah 3/4 saudara taruh dikantong kolekte. Saya mah tidak pernah ngitung. Saya tdk pernah tahu berapa kolekte berapa perpuluhan kecuali orang kasih sama saya langsung. Sudah bertahun tahun saya tidak pernah tahu dan tidak mau tahu dan aku tetap hidup berkelimpahan tanpa kolekte dari Cianjur. Jangan saudara anggap saya sebagai pribadi hidup dari kolekte Cianjur. No. Saya hidup dari Tuhan. Tuhan saksinya. Yang jemaat dari Cianjur sudah kasih cukup untuk RT keluarga saya. Tapi saya sebagai pribadi ini itu sudah Tuhan pakai banyak tangan banyak cara. Itu sebabnya saya ingin  bagi kepada saudara. Saya cerita ini bukan karena saya kekurangan tapi karena sudah limpah  saya cerita ini.  Belajarlah saudara membawa persembahan itu dari rumah sudah dipersiapkan. Tuhan saya mau kebaktian sebentar. Persiapkan persembahan saudara. Dibungkus atau kalau tidak dipersiapkanlah. Jangan mau kolekte sibuk  karcis bioskop masuk. Jangan. Belajar mental berkelimpahan. Orang yang ngomong halleluyah tapi tidak memberi berkelimpahan awas tuh sudah dicatat sama Tuhan.
Di Surabaya ada satu pemuda umur mungkin 38 tahun. Letak jantungnya nggak betul. Umpamanya kalau jantung kita semua begini letaknya, dia punya letaknya agak lain. Nggak  normal. Dia punya istilah waktu dia bersaksi jantung saya dipasang sama Tuhan baru karena  orang lain mah begini dia punya mah begini. Dia punya kekayaan tanahnya saja 5 x Kelapa Gading. Anak Tuhan. Masih 38 tahun. 5 x Kelapa Gading. Tapi waktu dia saksi begitu orang lain yang saksi bukan dia tapi dia waktu  bersaksi saya bilang tidak heran. Tidak heran kalau saya dengar kesaksian. Karena apa saudaraku?  Dia diundang disatu desa untuk beri kesaksian. 16 Agustus dia harus bersaksi disatu desa satu gereja kecil. Tapi tiba tiba dia diundang oleh Pak Harto waktu itu Presiden untuk datang di Istana Negara. Itu orang-orang pedagang bisnisman saudaraku,  itu tunggu undangan dari Istana.  Itu kebanggaan mereka. Kalau sudah dapat undangan dari Presiden waduh, semua dibatalin untuk datang ke Istana. Tapi dia balas minta maaf tidak bisa datang ke Istana karena saya diundang lebih dahulu oleh Bapak saya dari Surga untuk memberi kesaksian di satu jemaat yang kecil  di desa. Maka saya katakan tak heran Tuhan berkati dia. Karena dia berani tolak Presiden punya undangan, hanya untuk bersaksi di satu gereja kecil. Nah, kita bisa nggak gitu? Kita kalau sudah mau ke gereja jam 5.00 ada family, barang datang,  jadi moal ka gereja? Aduh,  ko Yoyo oeh teh edek ka gereja barang datang. 
Tadi pagi saya bicara mengenai seorang pemain golf. Saya waktu main golf dikasih tahu musuhmu main bagus main jelek kamu jangan ada urusan sama dia, urusan kamu, kamu  main sebaik-baiknya. Dia curang ngitung atau tidak curang bukan urusan mu, urusan mu kamu jangan curang main. Orang itu curang main sudah jangan masukan dalam  hati supaya permainan kamu tidak rusak. Main saja sendiri. Si Caddy menjengkelkan jangan taruh dalam hati - namanya saja caddy. Sudah, kamu main sebaik-baiknya. Saya belajar banyak. Sudara-saudara, saya tdk heran saudara ini 38 tahun diberkati Tuhan luar biasa karena dia nomor satukan Tuhan, nomor satukan Yesus, kebaktian, nomor satukan  doa, nomor satukan Dia, nomor satukan Yesus. Makanya nggak heran. Bisnisnya itu nggak seret gampang semua  lancar. Karena apa? Dia nomor satukan Tuhan,  prioritaskan Tuhan. Kalau kita prioritaskannya  diri kita sendiri, prioritaskan kesibukan diri kita sendiri, ya saudara-saudara  Tuhannya  no 16, Tuhan juga bikin kita no. 16.  
Jadi saya punya pengalaman begini, ya saudara. Mungkin barangkali bisa sama siapa tahu. Saya nggak minta ini nggak minta itu sama Tuhan. Pokoknya mah saya kerja saja. Saya kerja kerja kerja saja. Pan Dia saya punya Boss. Tuhan itu saya punya Boss. Boss saya kan nilai saya punya kerja sampai di mana. Bener apa nggak.  Ngelantur atau nggak Boss saya yg nilai dong. Kan saya kerja buat Tuhan.  Orang mau nilai ini mau nilai itu sebodo amat. Itu urusan saya main golf dalam hal rohani. Saya tidak mau pusing. Orang mau muji, orang mau ngolok, orang mau jengek, orang mau mereupan sabodo amat. Itu urusan dia. Tapi saya mau berkenan di hadapan Boss saya.
Kalau Boss saya memberkati saya tentu saja Dia ada penilaian tertentu. Nggak mungkin Tuhan memberkati seseorang yang malas, yang  tidak mengutamakan Tuhan. Itu pengalaman saya.  Begitu saya tidak mengutamakan Tuhan, berkatnya itu tidak ada. Tapi begitu saya menomor satukan Tuhan lagi,  apa -apa Tuhan,  sedikit sedikit Tuhan,  eh dia datang lagi.  Prinsip saya itu: Allah kita memberi berkat  dengan limpah. Allah kita memberi kebaikan yang limpah. Ayat yang lain berkata: Kemurahan Mu itu limpah. Anugerah-Nya limpah.
Banyak kalau saya mau bicara  mengenai kelimpahan. Banyak sekali. Mata saya karena usia fokusnya sudah berubah. Kalau saya buka kaca mata saya, saya tidak bisa lihat yang duduk dibelakang. Bisa lihat orang tapi bentuk hidungnya, bentuk apanya saya nggak bisa lihat. Begitu juga yg dekat saja saya bisa lihat ngegebleg saja tulisannya. Ini ada dua. Jadi kalau saya pakai kacamata ini, saya bisa lihat - jelas,  kalau saya buka saya tidak bisa lihat.  Tapi kalau pakai kacamata saya bisa. Nah, saudara-saudara kita musti pakai kacamata FA untuk  menilai Tuhan. Jangan menilai Tuhan tanpa kacamata FA. Kabur.   Tuhan itu baik. Apa betul ? Kabur. Tuhan itu memberi berkat limpah. Apa benar ? Kabur. Coba pakai  kacamata Firman. Oh, terbuka. Itu terbuka. Ini terbuka. Semuanya terbuka. 
Dirumah kita ini harus menghemat air. Air ledeng diminta supaya tidak dipakai cuci tangan, cuci piring, cuci pakaian. Kalau cuci tangan saya minta coba airnya sedikit saja cuci tangan cepet-cepet saja, jangan airnya wrrrr. Di wastafel itu kalau cuci pisau jangan seenaknya sambil ngobrol pisau dicuci air wrrrr karena airnya itu lagi kurang cepet habis. Tapi sekarang sudah diperbaiki. Kita pasang tower tinggi tinggi kita pasang berapa 500 liter air apa 1000 liter saya nggak tahu pokoknya dari itu Tuhan punya berkat itu sumur tidak bisa kering-kering. Dipompa dari sumur keatas dan dari atas diturunkan kepada seluruh. Sekarang karena sudah banyak airnya nggak usah saya teriak-teriak lagi nggak usah cuci muka mandi  gejebur ge edek guyang ge sabodo teuing. Airnya banyak. Ada haleluyah, saudara-saudara? 
Nah, sekarang Tuhan kita itu limpah. Jangan kaget saudara ada satu ayat luar biasa dalam Kitab Ulangan  
8:1 "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
8:4 Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.
8:5 Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.
8:6 Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.
8:7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;
8:8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya;
8:9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.
8:10. Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. 
Ada haleluyah, saudara saudara? Tuhan ingin memberi saudara kenyang supaya kita bisa memuji Tuhan. Lihat kebaikan Tuhan. Berkat-Nya limpah. Kebaikan-Nya limpah. Engkau makan  roti nggak usah hemat-hemat. Coba beli roti di toko roti. Suruh aja pembantu kita. Dia mah tidak ngerti beli roti dikasih mah roti yang kemarin. Da nggak laku tea. Kalau di negri Belanda mah roti yang kemarin sudah tidak dimakan. Dibungkus bungkus kirim ke Afrika. Orang Belanda nggak makan roti yang kemarin. Kita masih makan da ngeunah komo dicocol kinca duren mah tambah lama tambah nikmat. Tapi orang Belanda tidak makan roti yang kemarin. Makan hari ini ada sisa berapa? 8 potong? Bungkus,  kirim ke Afrika. Kumpul. Jadi tiap hari itu ber kontainer-kontainer roti dikirim ke Afrika orang yang kelaparan itu. Dari orang-orang Kristen di Belanda. Tuhan itu menggenapi janji-Nya.  Bukan royal, bukan bukan. Saudara hidup limpah itu bukan royal teu pararuguh. Limpah. Hayang naonnya eh aya we duit teh. Hayang beunghar aya. Hayang meuli ieu aya.
Sekarang mah pan zaman  ketat. Perempuan juga pakai celana sampai ketat sekali.  Itu teh kurang bahan. Kalau orang kelimpahan mah jangan ketat-ketat  da limpah urang mah. Beli bahan yang leuwihan saeutik. Tong ketat-ketat teiung. Da duit loba. Kita mah punya bahan banyak. Ngan tong loba-loba teuing mani siga  seprei. Tapi maksud saya saudara  kita ini hidup dalam kelimpahan. Ada halleluyah saudara ? Baik sekali Tuhan. Aku ini seringkali salah diartikan. Orang datang padaKu itu seringkali takut-takut. Lihat anak terhilang. Takut-takut. Ya Bapa jadikan saja saya si Cecep saja, jadikan saja aku pembantu rumah tangga saja. Oh, bapanya limpah. Bikin pesta. Kasih sepatu baru, kasih cincin,  pakai baju baru, bikin pesta. Kakaknya marah marah. Saya nggak penah dikasih anak kambing. Eh.  Bapanya bilang, semua milikku milik kamu. Limpah.
Saya punya ibu angkat dulu di Canada. Dia pernah kirim saya uang untuk beri motor Suzuki dulu, dia yang  belikan saya dari Canada. Ini ibu angkat saya saya tulis surat bilang terima kasih kita di dalam Tuhan bisa memberi. Dia balas begini. Sebelum kamu memberi,  belajar dulu kamu menerima dari Tuhan. Belajar dulu kamu menerima bahwa Tuhan itu  - He is a giver. Dia seorang pemberi yang luar biasa. Dan nanti kalau sudah terbuka matamu bahwa Ia seorang pemberi yang luar biasa, baru nanti matamu bisa  terbuka engkau  ingin  seperti Yesus. Engkau ingin juga memberi. Sekarang belajar dulu terima dari Dia. Nanti kalau saudara sudah lihat waduh ini berkat Tuhan begitu besar, saudara ingin  memberi. Saudara ingin seperti Yesus. Masa saya menerima terus. 
Seringkali  kalau sembahyang  bedston begitu berlutut: Oh, Tuhan, Engkau tolonglah saya, Engkau tolonglah  peternakan saya, Engkau tolong ayam petelur saya, ayam pedaging saya, anjing-anjing peliharaan saya si Bleki  dan si Bronce Tuhan, Engkau tolong anak saya, cucu saya  saya saya saya ...ngai ngai ngai wo wo wo - semuanya saya. Tapi nanti kalau saudara sudah di dalam Tuhan: Oh, Yesus terpujilah nama Tuhan. Nggak mau minta, maunya memberi.  Haleluyah. Terpujilah Tuhan.  Glory Yesus. Haleluyah.
Dulu  di Beiji saya jadi staff, sekarang ada satu hamba Tuhan, sekarang sudah jadi Gembala Sidang, namanya Matios Pontoh. Dia kalau sembahyang siang 3 jam. Adiknya Om Mandey itu Robby Mandey satu kelas.  Dia panggil Mateos. Mateos aku itu kalau sembahyang 10 menit sudah bingung mau ngomong apa lagi sama Tuhan. Nggak ada bahan lagi habis.  Kamu itu 3 jam ngomong apa saja sama Tuhan. Dia bilang ah saya nggak ngomong, saya nggak minta, saya cuma puji Tuhan. Memang gitu saja doanya.  Dia duduk di aula: Glory. Haleluyah Yesus. Manis Engkau. Terpujilah nama-Mu.  Haleluyah. Nggak minta lagi. Tapi satu kali dia siram kembang,  dia bilang sama Pak Robby Mandey ini: 'Aduh sudah lama nggak hujan ya, saya mau minta sama Tuhan mau minta hujan'. Ketawa ini Robby. Ah, kamu mau minta hujan, wong lagi musim kemarau kering begini minta hujan. Dia masuk kamar dia berdoa. Setengah jam dia berdoa hujan turun, merinding dia. Robby Mandey merinding. Saudara-saudara memang sekarang  belajar dulu kita. Haleluyah. Sembahyang apa. Tapi  nanti  lama-lama  kalau  sudah kita dalam di dalam Tuhan kita udah nggak  minta lagi.  Kita memberi. Ayo

oleh Pdt. J E Awondatu
Categories:

0 ComMENT Please:

Posting Komentar

Leave Your Comments

Please "LIKE"this PAGE

Opini_saya dan Page Berbagi Renungan Harian

Blogroll