Kamis, 20 Oktober 2011

I Petrus 
4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Dulu saya anggap berbicara itu gampang, ngomong saja. Dari kecil kita sudah belajar bicara kan. Justru kalau anak nggak bisa bicara itu aduh. Tapi nampaknya setelah menjadi orang kristen, berbicara ini sesuatu seni. Seni berbicara. Sampai disamakan dengan orang yang menyampaikan firman Allah.
Nah orang yang menyampaikan firman Allah itu nabi, rasul, raja juga hakim-hakim. Nah, kita orang biasa disuruh  bicara seperti orang yang menyampaikan firman Allah. Jadi intinya itu hati-hati kalau berbicara itu. Dalam amsal dikatakan, bodohlah orang yang memperlihatkan amarahnya seketika, yang menyatakan marahnya seketika, bodohlah orang itu. Saya sering terpukul kalau membaca Amsal Salomo tentang bicara.
Dalam peribahasa, berbicara itu perak berdiam diri itu emas. Tetapi di dalam Tuhan, jadikanlah kita punya cara berbicara itu sebagai emas. Sebab kita menyampaikan firman Allah yang suci, firman Allah yang kudus. Ampun kalau kita disebut harus berbicara seperti sedang membawa firman Allah. Jadi dimanapun kita bicara, tentu yang dimaksudkan di sana ... oracle ... oracle ini juru bicara. Corongnya. Juru bicaranya Allah.
Nah kadang-kadang kita tidak menaruh rem atas mulut kita. Kalau kita marah kita ngomong, ada curiga kita bicara. Prasangka kita bukan prasangka baik tapi prasangkanya prasangka buruk. Kalau kita tidak berbuat salah, kenapa harus marah? Karena nanti yang dinilai di dalam pengadilan Tuhan itu ada beberapa tahta. Ada 5 tahta saya pernah bicara, ada tahta anugerah ada tahta dimana yang dihakimi juga bicara kita.
Saya lagi belajar mungkin sudah 3.5 tahun, orang lain ngomong apa tentang saya, saya tidak mau jawab dah. Dari saya, saya tidak mau ngomong jelek tentang orang itu; saya selalu berbicara baik. Saya nggak mau orang yang bersalah bawa-bawa saya ke neraka, saya tidak mau. Matius 
12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Jadi saya ambil pelajaran begini. Kalau omongan saya bakal nggak benar belum tentu betul belum tentu tepat, diam. Kalau saya yakin ini benar, yang saya dengar itu betul, saksinya ada, baru saya sampaikan.
Orang Sunda kan punya peribahasa, dari pada ka bau-bau sungut, diam saja. Kenapa Petrus ketahuan sampai dia katakan, kamu harus berbicara seperti corongnya Allah, di dalam surat Petrus tadi? Sebab waktu itu dia bicara tanpa pikir: Yesus, aku siap mati untuk Engkau. Asal saja ngomong. Yesus, orang lain boleh menyerahkan meninggalkan engkau tapi aku Petrus tidak akan.
Nah, itu biasanya penyakit dari siswa-siswi kelas 1 ... ngomong dulu pikir belakangan. Mati hidup untuk Tuhan. Siap mati syahid untuk Tuhan.
Sekarang jadi gembala di daerah Bogor namanya Pdt Lazarus Winarno, dia satu kelas di bawah saya di Beji.  Dia khotbah. Berapi-api khotbahnya: Saudara-saudara sekalian, kita akan menghadapi Antikris. Bersiap-siaplah saudara penuhlah dengan Roh Kudus karena kita hadapi Antikris. Dia tidak tahu guru khotbah yang terkenal itu Pdt Gideon Sutrisno itu dia dengar itu khotbah. Sebab dari ruang makan itu kedengaran khotbahnya.
Jadi masuk pelajaran kedua, dia ngomong begini: Saya tadi dengar khotbah yang berapi-api dari satu orang yang mau menghadapi Antikris. Wah, kita semua murid ini melirik sama dia dong, bangga dia kan. Tapi itu guru bilang, silahkan kamu saja sendiri yang ketemu Antikris, saya tidak mau, katanya.
Dia salah khotbah. Setelah dia belajar Firman Allah, oh iya, kita tidak akan ketemu Antikris kita diangkat kita penuh dengan Roh Kudus kita diangkat diselamatkan dipindahkan ke padang belantara. Satu masa, dua masa dan setengah masa. Disimpan. Antikris 3.5 tahun disini, kita gereja Tuhan yang penuh dengan Roh Kudus. yang tahu berbahasa baru setelah dipenuhkan Roh kudus bukan hanya bahasa baru bahasa karunia lidah tapi cara ngomong cara bicara juga lain itu dibawa ke padang gurun.
Nah, jadi kalau kita kembali kepada I Petrus
4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Tentu ini bukan orang dunia, tapi orang di dalam jemaat orang kristen yang sudah tahu. Jadi tidak boleh ada orang dilarang bicara, tidak. Biarkan kalau mau bicara. Tapi biarlah dia bicara seperti corong.
Yang kedua, jika ada orang yang menyampaikan firman. Minister. 
Jika seorang melayani. Seperti tadi saudara yang membawakan renungan, itu melayani. Melayani pekerjaan Tuhan. Pendek tapi ada isi. Sebab ini renungan bukan khotbah. Hendaklah dia melayani.
4:11 ..., baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Jadi ada dua pelayanan. Satu berbicara satu pelayanan, melayani dengan tenaga. Bahasa bebasnya begini, pakailah dengan kekuatan yang disupply oleh Allah. Ini ada laptop. Laptop itu tidak pakai strum dia menyala ada baterainya. Dia nyala tapi sebentar2 redup lalu nyala lagi. Tapi lama-lama dia kasih kode, kalau dalam 5 menit tidak cepat memakai listrik, ini laptop mati. Asal masukkan bukan tenaga baterai lagi, laptop itu menyala dengan tenaga supply dari listrik, supply dari PLN.
Kekuatan kita itu kaya baterai, ada capenya ada lelahnya ada jenuhnya sampai Elia minta mati karena jenuh.
Jangan saudara sangka kerja di ladang Tuhan itu tidak ada jenuhnya. Jenuh banyak tapi kalau kita robah cara kita melayani dengan kekuatan yang disupply oleh Tuhan, tidak ada jenuh, nggak ada cape. Karena bukan kekuatan kita.
Kalau kita memakai dengan supply, saudara tidak pernah mau pakai itu. Coba kalau kebaktian doa, doa pakai otak kita. Itu kekuatan batre. Tapi kalau saudara berdoa dalam Roh Kudus, saudara tidak ngerti tapi itu disupply oleh Tuhan kekuatan saudara di dalam hati saudara tiba-tiba ada kekuatan yang baru.
Cari Roh Kudus saudara, tidak usah doa 10 hari. Memang di GPdI ada itu kebiasaan seluruh Indonesia musti 10 hari sembahyang cari Roh Kudus. Seolah-olah cuma 10 hari itu Roh Kudus datang. Setelah Kisah Rasul 2, mereka berdoa 10 hari ketuangan Roh Kudus. Kisah Rasul 8-9-10 orang dipenuhkan Roh Kudus nggak usah doa lagi 10 hari. Ada yang lagi Petrus berkhotbah, orang itu penuh Roh Kudus ada, pada waktu ditumpangi tangan oleh Paulus orang penuh Roh Kudus.
Jadi fasilitas itu, supply itu dikasih. Kalau tidak ada strum, umpamanya, nah batre saudara sudah penuh, masih bisa kerja lagi lebih jauh kalau sudah dicharge oleh Roh Kudus.
Saya banyak dapat berkat kalau baca Akitab, saudara. Kadang-kadang satu ayat itu saya diam bisa-bisa saya renungkan sampai di jalan apa ini, sampai nanti Dia supply, haleluyah? Karena keperluan saya itu untuk bicara. Sebab saya harus tiup terompet untuk umat Tuhan.
Ada tujuannya ayat 11 tadi.
4:11 ..., supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Ingat loh segala macam pelayanan - apakah khotbah apakah pimpin pujian apakah singer apakah sangkur paduan suara main tamborin saudara apapun juga - tujuannya satu, supaya Allah dimuliakan. Mari periksa ke dalam apakah pelayanan kita memuliakan Tuhan melalui Yesus Kristus. I Korintus
10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Pak, saya kerja di toko ... demi kemuliaan Tuhan. Saudara senyum sama langganan, saudara tidak tahu langganan itu siapa, bisa saja garong bisa saja pencopet tapi saudara senyum, saudara berprasangka baik karena saudara dibayar untuk senyum. Sebab kalau pembantu di toko itu cemberut, siapa yang mau masuk toko itu. Senyum, itu iklan terbaik. Tapi tahukah saudara bahwa saudara senyum itu bukan untuk saudara bukan untuk pemilik toko bukan untuk orang yang saudara senyum tapi untuk kemuliaan Allah.
Makan juga. Jadi kalau saya menilai orang bukan puasanya ... lagi bukanya. Memuliakan Allah nggak lagi bukanya. Katanya, katanya ... kalau udah buka, berebutan, ada yang ingin terjun ke dalam bubur. Berebutan. Padahal perut kita itu tahan 8 hari nggak dikasih makan. Tidak usah berebutan, nggak akan habis. Makan sedikit-sedikit. Berkali-kali saya suka ingin ikut, habis Om, habis Om. Jadi kalau kita ambil temannya bubur itu, ingat orang lain. Misal ada orang ulang tahun kasih rendang, jangan kita mata rendang 3-4-5 potong ... itu Tuhan tidak dimuliakan.
Nah, bagian akhir dari I Petrus 4 tadi kepemilikan saudara. 
4:11 ... Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. 
Salinan lain, dominion ... dominasi. Jadi siapa yang berdominasi dalam hidup kita itu harus Tuhan. Siapa yang berdominasi dalam pelayanan kita? Harus Tuhan. Maka tadi seperti renungan, saya tidak boleh melayani orang kaya dengan senyum yang lebar tapi orang susah mau kasih tangan sama saya, saya tidak kasih senyum, nggak boleh saya. Sebab dominion yang menguasai saya harus Tuhan. Maksudnya dari renungan tadi, kita jangan lihat muka orang kalau masuk di gereja.
Nah, kepemilikan ini saudara harus sadari, kepemilikan dari Tuhan. Kita dengar doa raja Daud. I Tawarikh
29:10 Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud: "Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.
29:11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.
29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.
Ada 12 macam kita tidak dikasih sedikit juga. Kita dikasihnya itu karunia menikmati. Bukan kepemilikan, kepemilikan Tuhan punya. Ini hidup saya ini juga Tuhan punya. Nggak ada sesuatu yang Tuhan percayakan kepada kita, itu kita punya. Kalau saudara berkata itu saya punya, saudara melanggar firman Allah.
Raja Daud bilang, punya-Mulah kekayaan, kemasyhuran, kebesaran. 12 macam.
29:13 Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu.
29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
Maka pertobatan itu ada 3 macam.
Pertobatan pertama di pikiran. Rasul Paulus berkata, milikilah pikiran Kristus. Ini pikiran aja yang jelek ini. Firman Allahnya mah baik ininya yang jelek pikirannya jelek curiga marah sakit hati dendam ... ini yang jelek. Rencana yang baik dan jahat itu di pikiran.
Kalau ini lulus ada pertobatan kedua di hati. Orang yang bertobat di hati, ia seperti Yesus. Dimaki dia diam, ditempeleng dia diam.
Ini yang ketiga saya nggak berani ngomong, takut saudara marah. Kecuali saudara janji dulu tidak akan marah. Sebab ini akan menyinggung saudara.  
Pertobatan ketiga itu di dompet. Lihat waktu Kisah Rasul 2, Roh Kudus turun, orang nggak sayang uang dia jual tanah, ambil harga tanah, taruh di kaki rasul-rasul, dia jual tanah, dimakan bersama dinikmati bersama tidak ada yang kurang tidak ada yang lebih semuanya berkeseimbangan.
Yang pertama pikirannya mereka bersatu, naik ke loteng Yerusalem. Kedua hati mereka, hati mereka penuh dengan sukacita. Akhirnya lari ke dompet.
Zakheus begitu dia bertobat, ya Tuhan, setengah dari harta hamba dia nggak pernah ikut kebaktian nggak pernah ikut KKR, nggak pernah ikut PA tapi tiba-tiba dia bilang, setengah dari harta hamba, aku berikan kepada orang miskin. Tiba-tiba orang miskin terpancar di matanya, tiba-tiba dia punya kasih kepada orang miskin, tiba-tiba dia mengasihi orang miskin, tiba-tiba dia mengasihi orang susah. Dan kalau ada yang saya tipu, saya bayar ganti 4 kali lipat. Ini orang yang pedit bisa ganti 4 kali lipat. Dari mana itu kejujuran? Karena dia sudah bertobat di hatinya. Larinya ke dompet.
Maka saya tidak bisa paksa, saudara yang tidak membawa perpuluhan terkutuklah ... oh, nggak. Sebab yang bawa perpuluhan, mereka yang akan diberkati; yang tidak bawa ya mereka yang tidak diberkati. Jadi tidak ada masalah dengan saya. Sebab Daud berkata tadi, siapakah aku ini ...
29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
Jadi Tuhan, aku bisa memberi ini karena Engkau. Ini raja yang ngomong.
Dikatakan, Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
Jadi kepemilikan ingat loh, anak saja saya nggak bisa miliki. Ini anak saya, nggak bisa, Tuhan bilang, Aku ambil. Mau apa? Saya nangis-nangis gimana, Tuhan bilang, semua anak sulung milik-Ku, itu ada ayatnya. Anak sulung milik-Ku.
Maka dari Jakarta itu pulang sekolah dari Amerika kerja di bank. Gaji pertama dia bawa, ini milik Tuhan. Selain perpuluhan, loh. Mana ada orang kerja di bank dalam 6 bulan naik pangkat sampai 3 kali. Karena dia menghormat Tuhan. Ya Tuhan, punya-Mulah segala-galanya.
Saya mau tanya sama yang berpuasa, kalau hari ini tiba-tiba Tuhan ngomong: Nyawamu akan diambil sebentar malam, saudara masih ingin buka puasa?
Tapi walaupun kita seperti Lazarus diremehkan orang kaya, begitu kita tutup mata, dibawalah Lazarus oleh malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya matinya memang di kuburan San Diego Hills, yang satu kuburan satu milyar, coba. Kita minta untuk bangun gereja satu milyar ... susah. Biar di San Diego Hills, kalau salah sama Tuhan langsung ke bawah ke neraka.
Mumpung kita masih hidup itu anugerah Tuhan kesempatan untuk kita introspeksi kita perbaiki.
Umpamanya kalau Yesus datang ke rumah saudara, diumumkan sama saya, besok Tuhan Yesus akan masuk di rumah saudara. Saudara bebenah nggak di rumah? Bebenah. Semua majalah-majalah yang tidak baik disingkirkan, itu BBM dibuang dulu, meja disiapkan. Kue juga pesan sama Ibu Elly, tolong kue, Yesus mau datang.
Kepemilikan itu Tuhan punya. Apa sih yang bukan Tuhan punya? Perpuluhan Tuhan punya. Hidung kita saja Tuhan punya. Itu jantung ... siapa punya kalau bukan Tuhan.
Yang terakhir,
4:11 ... Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Apa arti Amin? Bukan restoran Amen di Cipanas, bukan Amin itu orang satu duit, si Amin, bukan. Amin ini kaya orang ngomong benar .. benar, betul .. betul, begitulah seharusnya. Kalau ada orang ngomong, ini rakyat yang susah, saudara-saudara besok datang kami akan bagikan beras bagi orang-orang yang susah. Iya .. iya .. setuju. Begitulah Amin.
Jadi begitu Petrus bilang segala kemuliaan dan dominasi kuasa sampai selama-lamanya, Yesus sendiri yang bilang: Amin.

By: Pdt. J. E Awondatu
Categories:

0 ComMENT Please:

Posting Komentar

Leave Your Comments

Please "LIKE"this PAGE

Opini_saya dan Page Berbagi Renungan Harian

Blogroll