I Petrus
4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang
menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya
dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala
sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya! Amin.
Dulu saya
anggap berbicara itu gampang, ngomong saja. Dari kecil kita sudah belajar bicara
kan. Justru kalau anak nggak bisa bicara itu aduh. Tapi nampaknya setelah
menjadi orang kristen, berbicara ini sesuatu seni. Seni berbicara. Sampai disamakan dengan orang yang
menyampaikan firman Allah.
Nah orang yang
menyampaikan firman Allah itu nabi, rasul, raja juga hakim-hakim. Nah, kita
orang biasa disuruh bicara seperti orang yang menyampaikan firman Allah. Jadi intinya
itu hati-hati kalau berbicara itu. Dalam amsal dikatakan, bodohlah orang yang
memperlihatkan amarahnya seketika, yang menyatakan marahnya seketika, bodohlah
orang itu. Saya sering terpukul kalau membaca Amsal Salomo tentang bicara.
Dalam
peribahasa, berbicara itu perak berdiam diri itu emas. Tetapi di dalam Tuhan,
jadikanlah kita punya cara berbicara itu sebagai emas. Sebab kita menyampaikan
firman Allah yang suci, firman Allah yang kudus. Ampun kalau kita disebut harus berbicara seperti
sedang membawa firman Allah. Jadi dimanapun kita bicara,
tentu yang dimaksudkan di sana ... oracle ... oracle ini juru bicara. Corongnya. Juru
bicaranya Allah.
Nah
kadang-kadang kita tidak menaruh rem atas mulut kita. Kalau kita marah kita
ngomong, ada curiga kita bicara. Prasangka kita bukan prasangka baik tapi
prasangkanya prasangka buruk. Kalau kita tidak berbuat salah, kenapa harus marah?
Karena nanti yang dinilai di dalam pengadilan Tuhan itu ada beberapa tahta. Ada 5
tahta saya pernah bicara, ada tahta anugerah ada tahta dimana yang dihakimi juga
bicara kita.
Saya lagi
belajar mungkin sudah 3.5 tahun, orang lain ngomong apa tentang saya, saya tidak
mau jawab dah. Dari saya, saya tidak mau ngomong jelek tentang orang itu; saya
selalu berbicara baik. Saya nggak mau orang yang bersalah bawa-bawa saya ke
neraka, saya tidak mau. Matius
12:36 Tetapi
Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Jadi saya
ambil pelajaran begini. Kalau omongan saya bakal nggak benar belum tentu betul belum
tentu tepat, diam. Kalau saya yakin ini benar, yang saya dengar itu betul,
saksinya ada, baru saya sampaikan.
Orang Sunda
kan punya peribahasa, dari pada ka bau-bau sungut, diam saja. Kenapa Petrus
ketahuan sampai dia katakan, kamu harus berbicara seperti corongnya Allah, di
dalam surat Petrus tadi? Sebab waktu itu dia bicara tanpa pikir: Yesus, aku siap
mati untuk Engkau. Asal saja ngomong. Yesus, orang lain boleh menyerahkan
meninggalkan engkau tapi aku Petrus tidak akan.
Nah, itu
biasanya penyakit dari siswa-siswi kelas 1 ... ngomong dulu pikir belakangan. Mati
hidup untuk Tuhan. Siap mati syahid untuk Tuhan.
Sekarang jadi gembala di
daerah
Bogor namanya Pdt Lazarus Winarno, dia satu kelas di bawah saya di Beji.
Dia khotbah. Berapi-api khotbahnya: Saudara-saudara sekalian, kita akan menghadapi Antikris.
Bersiap-siaplah saudara penuhlah dengan Roh Kudus karena kita hadapi Antikris.
Dia tidak tahu guru khotbah yang terkenal itu Pdt Gideon Sutrisno itu dia dengar itu khotbah.
Sebab dari ruang makan itu kedengaran khotbahnya.
Jadi
masuk pelajaran kedua, dia ngomong begini: Saya tadi dengar khotbah yang
berapi-api dari satu orang yang mau menghadapi Antikris. Wah, kita semua murid ini
melirik sama dia dong, bangga dia kan. Tapi itu guru bilang, silahkan kamu saja
sendiri yang ketemu Antikris, saya tidak mau, katanya.
Dia salah
khotbah. Setelah dia belajar Firman Allah, oh iya, kita tidak akan
ketemu Antikris kita diangkat kita penuh dengan Roh Kudus kita diangkat
diselamatkan dipindahkan ke padang belantara. Satu masa, dua masa dan setengah
masa. Disimpan. Antikris 3.5 tahun disini, kita gereja Tuhan yang penuh dengan
Roh Kudus. yang tahu berbahasa baru setelah dipenuhkan Roh kudus bukan hanya bahasa
baru bahasa karunia lidah tapi cara ngomong cara bicara juga lain itu dibawa ke padang
gurun.
Nah, jadi
kalau kita kembali kepada I Petrus
4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang
menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya
dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala
sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya! Amin.
Tentu ini
bukan orang dunia, tapi orang di dalam jemaat orang kristen yang sudah
tahu. Jadi tidak boleh ada orang dilarang bicara, tidak. Biarkan kalau mau
bicara. Tapi biarlah dia bicara seperti corong.
Yang kedua,
jika ada orang yang menyampaikan
firman. Minister.
Jika seorang melayani.
Seperti tadi saudara yang
membawakan renungan, itu melayani. Melayani pekerjaan Tuhan. Pendek tapi ada isi.
Sebab ini renungan bukan khotbah. Hendaklah dia melayani.
4:11 ..., baiklah ia melakukannya dengan
kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu
karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya! Amin.
Jadi ada dua
pelayanan. Satu berbicara satu pelayanan, melayani dengan tenaga. Bahasa
bebasnya begini, pakailah dengan kekuatan yang disupply oleh Allah. Ini ada laptop.
Laptop itu tidak pakai strum dia menyala ada baterainya. Dia nyala tapi
sebentar2 redup lalu nyala lagi. Tapi lama-lama dia kasih kode, kalau
dalam 5 menit tidak cepat memakai listrik, ini laptop mati. Asal masukkan bukan
tenaga baterai lagi, laptop itu menyala dengan tenaga supply dari listrik,
supply dari PLN.
Kekuatan kita itu kaya baterai, ada capenya ada lelahnya ada
jenuhnya sampai Elia minta mati karena jenuh.
Jangan saudara
sangka kerja di ladang Tuhan itu tidak ada jenuhnya. Jenuh banyak tapi kalau
kita robah cara kita melayani dengan kekuatan yang disupply oleh Tuhan, tidak
ada jenuh, nggak ada cape. Karena bukan kekuatan kita.
Kalau kita
memakai dengan supply, saudara tidak pernah mau pakai itu. Coba kalau kebaktian
doa, doa pakai otak kita. Itu kekuatan batre. Tapi kalau saudara berdoa dalam Roh Kudus, saudara tidak ngerti
tapi itu disupply oleh Tuhan kekuatan saudara di dalam hati saudara tiba-tiba
ada kekuatan
yang baru.
Cari
Roh Kudus saudara, tidak usah doa 10 hari. Memang di GPdI
ada itu kebiasaan seluruh Indonesia musti 10 hari sembahyang cari Roh
Kudus.
Seolah-olah cuma 10 hari itu Roh Kudus datang. Setelah Kisah Rasul 2,
mereka berdoa 10 hari ketuangan Roh Kudus. Kisah Rasul 8-9-10 orang
dipenuhkan Roh Kudus nggak usah doa lagi 10 hari. Ada
yang lagi Petrus berkhotbah, orang itu penuh Roh Kudus ada, pada waktu
ditumpangi tangan oleh Paulus
orang penuh Roh Kudus.
Jadi
fasilitas itu, supply itu dikasih. Kalau tidak ada strum, umpamanya, nah batre
saudara sudah penuh, masih bisa kerja lagi lebih jauh kalau sudah dicharge oleh
Roh Kudus.
Saya
banyak dapat berkat kalau baca Akitab, saudara. Kadang-kadang satu ayat itu saya diam
bisa-bisa saya renungkan sampai di jalan apa ini, sampai nanti Dia supply, haleluyah?
Karena keperluan saya itu untuk bicara. Sebab saya harus tiup terompet untuk umat
Tuhan.
Ada tujuannya
ayat 11 tadi.
4:11 ...,
supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang
empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Ingat
loh
segala macam pelayanan - apakah khotbah apakah pimpin pujian apakah
singer apakah
sangkur paduan suara main tamborin saudara apapun juga - tujuannya satu,
supaya Allah dimuliakan. Mari periksa ke dalam apakah pelayanan kita
memuliakan Tuhan melalui
Yesus Kristus. I Korintus
10:31 Aku
menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan
sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Pak, saya
kerja di toko ... demi kemuliaan Tuhan. Saudara senyum sama langganan, saudara
tidak tahu langganan itu siapa, bisa saja garong bisa saja pencopet tapi saudara
senyum, saudara
berprasangka baik karena saudara dibayar untuk senyum. Sebab kalau pembantu di
toko itu cemberut, siapa yang mau masuk toko itu. Senyum, itu iklan terbaik. Tapi
tahukah saudara bahwa saudara senyum itu bukan untuk saudara bukan untuk pemilik toko
bukan untuk orang yang saudara senyum
tapi untuk kemuliaan Allah.
Makan juga.
Jadi kalau saya menilai orang bukan puasanya ... lagi bukanya. Memuliakan Allah
nggak lagi bukanya. Katanya, katanya ... kalau udah buka, berebutan, ada yang ingin terjun ke
dalam bubur. Berebutan. Padahal perut kita itu tahan 8 hari nggak dikasih makan. Tidak
usah berebutan, nggak akan habis. Makan sedikit-sedikit. Berkali-kali saya
suka ingin ikut, habis Om, habis Om. Jadi kalau kita ambil temannya bubur itu,
ingat orang lain. Misal ada orang ulang tahun kasih rendang, jangan kita mata
rendang 3-4-5 potong ... itu Tuhan tidak dimuliakan.
Nah, bagian akhir dari I Petrus 4 tadi kepemilikan saudara.
4:11 ... Ialah yang
empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Salinan lain,
dominion ... dominasi. Jadi siapa yang berdominasi dalam hidup kita itu harus Tuhan.
Siapa yang berdominasi dalam pelayanan kita? Harus Tuhan. Maka tadi
seperti renungan, saya tidak boleh melayani orang kaya dengan senyum yang lebar
tapi
orang susah mau kasih tangan sama saya, saya tidak kasih senyum, nggak boleh saya. Sebab dominion
yang menguasai saya harus Tuhan. Maksudnya dari renungan tadi, kita jangan lihat muka
orang kalau masuk di gereja.
Nah, kepemilikan ini saudara harus sadari, kepemilikan dari Tuhan. Kita dengar doa
raja Daud. I Tawarikh
29:10 Lalu Daud memuji TUHAN di depan mata segenap jemaah itu. Berkatalah Daud:
"Terpujilah Engkau, ya TUHAN, Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya
sampai selama-lamanya.
29:11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.
29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.
29:11 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala.
29:12 Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.
Ada 12 macam
kita tidak dikasih sedikit juga. Kita dikasihnya itu karunia menikmati. Bukan
kepemilikan, kepemilikan Tuhan
punya. Ini hidup saya ini juga Tuhan punya. Nggak ada sesuatu yang Tuhan percayakan
kepada kita, itu kita punya. Kalau saudara berkata itu saya punya, saudara
melanggar firman Allah.
Raja Daud
bilang, punya-Mulah kekayaan, kemasyhuran, kebesaran. 12 macam.
29:13 Sekarang,
ya Allah kami, kami bersyukur kepada-Mu dan memuji nama-Mu yang agung itu.
29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
Maka
pertobatan itu ada 3 macam.
Pertobatan
pertama di pikiran. Rasul Paulus berkata, milikilah pikiran Kristus. Ini pikiran
aja yang jelek ini. Firman Allahnya mah baik ininya yang jelek pikirannya
jelek curiga marah sakit hati dendam ... ini yang jelek. Rencana yang baik dan jahat
itu di pikiran.
Kalau ini lulus ada pertobatan kedua di hati. Orang yang
bertobat di hati, ia seperti Yesus. Dimaki dia diam, ditempeleng dia diam.
Ini
yang ketiga saya nggak berani ngomong, takut saudara marah. Kecuali saudara
janji dulu tidak akan marah. Sebab ini akan menyinggung saudara.
Pertobatan
ketiga itu di dompet. Lihat waktu Kisah Rasul 2, Roh Kudus turun, orang nggak
sayang uang dia jual tanah, ambil harga tanah, taruh di kaki rasul-rasul, dia
jual tanah, dimakan bersama dinikmati bersama tidak ada yang kurang tidak ada
yang lebih semuanya berkeseimbangan.
Yang pertama
pikirannya mereka bersatu, naik ke loteng Yerusalem. Kedua hati mereka, hati
mereka penuh dengan sukacita. Akhirnya lari ke dompet.
Zakheus begitu dia
bertobat, ya Tuhan, setengah dari harta hamba dia nggak pernah ikut kebaktian
nggak pernah ikut KKR, nggak pernah ikut PA tapi tiba-tiba dia bilang, setengah
dari harta hamba, aku berikan kepada orang miskin. Tiba-tiba orang miskin
terpancar di matanya, tiba-tiba dia punya kasih kepada orang miskin, tiba-tiba
dia mengasihi orang miskin, tiba-tiba dia mengasihi orang susah. Dan kalau ada
yang saya tipu, saya bayar ganti 4 kali lipat. Ini orang yang pedit bisa ganti 4
kali lipat. Dari mana itu kejujuran? Karena dia sudah bertobat di hatinya.
Larinya ke dompet.
Maka saya
tidak bisa paksa, saudara yang tidak membawa perpuluhan terkutuklah ... oh,
nggak. Sebab yang bawa perpuluhan, mereka yang akan diberkati; yang tidak bawa
ya mereka yang tidak diberkati. Jadi tidak ada masalah dengan saya. Sebab Daud
berkata tadi, siapakah aku ini ...
29:14 Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu
memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah
segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan
kepada-Mu.
Jadi Tuhan,
aku bisa memberi ini karena Engkau. Ini raja yang ngomong.
Dikatakan, Sebab dari pada-Mulah
segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan
kepada-Mu.
Jadi
kepemilikan ingat loh, anak saja saya nggak bisa miliki. Ini anak saya, nggak
bisa, Tuhan bilang, Aku ambil. Mau apa? Saya nangis-nangis gimana, Tuhan bilang,
semua anak sulung milik-Ku, itu ada ayatnya. Anak sulung milik-Ku.
Maka dari
Jakarta itu pulang sekolah dari Amerika kerja di bank. Gaji pertama dia bawa,
ini milik Tuhan. Selain perpuluhan, loh. Mana ada orang kerja di bank dalam 6
bulan naik pangkat sampai 3 kali. Karena dia menghormat Tuhan. Ya Tuhan,
punya-Mulah segala-galanya.
Saya mau tanya
sama yang berpuasa, kalau hari ini tiba-tiba Tuhan ngomong: Nyawamu akan diambil
sebentar malam, saudara masih ingin buka puasa?
Tapi walaupun
kita seperti Lazarus diremehkan orang kaya, begitu kita tutup mata, dibawalah
Lazarus oleh malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya matinya memang di kuburan
San Diego Hills, yang satu kuburan satu milyar, coba. Kita minta untuk bangun
gereja satu milyar ... susah. Biar di San Diego Hills, kalau salah sama Tuhan
langsung ke bawah ke neraka.
Mumpung kita
masih hidup itu anugerah Tuhan kesempatan untuk kita introspeksi kita perbaiki.
Umpamanya
kalau Yesus datang ke rumah saudara, diumumkan sama saya, besok Tuhan Yesus akan
masuk di rumah saudara. Saudara bebenah nggak di rumah? Bebenah. Semua
majalah-majalah yang tidak baik disingkirkan, itu BBM dibuang dulu, meja
disiapkan. Kue juga pesan sama Ibu Elly, tolong kue, Yesus mau datang.
Kepemilikan
itu Tuhan punya. Apa sih yang bukan Tuhan punya? Perpuluhan Tuhan punya. Hidung
kita saja Tuhan punya. Itu jantung ... siapa punya kalau bukan Tuhan.
Yang terakhir,
4:11 ... Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya! Amin.
Apa arti Amin?
Bukan restoran Amen di Cipanas, bukan Amin itu orang satu duit, si Amin, bukan.
Amin ini kaya orang ngomong benar .. benar, betul .. betul, begitulah seharusnya.
Kalau ada orang ngomong, ini rakyat yang susah, saudara-saudara besok datang
kami akan bagikan beras bagi orang-orang yang susah. Iya .. iya .. setuju.
Begitulah Amin.
Jadi begitu
Petrus bilang segala kemuliaan dan dominasi kuasa sampai selama-lamanya, Yesus
sendiri yang bilang: Amin.
By: Pdt. J. E Awondatu
0 ComMENT Please:
Posting Komentar