Jumat, 21 Oktober 2011

I Petrus 
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

Salah satu yang sering menjadi keanehan di dalam kekristenan adalah orang kristen itu menderita. Dan banyak orang tidak mau jadi kristen karena ada kata menderita ini. Dan terus terang saja bahwa mayoritas kristen tidak mau menderita, belum mau, tidak mau tersinggung, tidak mau ditegur, tidak mau apalagi dibentak ... tidak ada yang mau dah. Hati panas. Justru kita harus belajar itu sekarang menderita sebagai orang kristen. 
Salinan lain, menderita demi kemuliaan Allah.
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, ...
Saudara harus tahu kita ini dikasihi. Pertanyaannya: Apakah kita mengasihi Tuhan? Bukan itu. Apakah kita mengasihi orang yang menganiaya kita, yang merugikan kita, yang mencela kita, yang salah paham kepada kita? Itu yang harus kita tanyakan. 
4:12 ..., janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Salinan lain api siksaan itu, api pemurnian. Orang tukang kamasan itu untuk membuat emas itu murni dibakar sama api supaya sanga-sanga yang tidak baik turun dari emas dipisahkan supaya dia dapat emas yang murni. Hanya api yang bisa memurnikan. Jadi ini yang kita tidak boleh salah paham. Kalau kita orang kristen menderita ingat itu bukan nyala api siksaan sebetulnya, tapi nyala api pemurnian.
Mari kita dengar cerita wayang.
Saya diajak nanti nonton di Candi Prambanan, Sendratari Ramayana. Saya bilang, nggak usah, saya sudah tahu ceritanya dulu tahun 68 di Pandaan di Jawa Timur. Waktu itu guru papa saya dan guru saya juga almarhum WW Patterson nonton Sendratari itu. Habis menonton, dia bilang begini: Saya melihat Injil dalam cerita ini.
Rama punya istri Sinta. Sinta diculik sama Rahwana. Rama itu Yesus, dia bilang, Sinta itu gereja, Rahwana itu Iblis, diculik itu. Kita dulu kan anak buah Iblis, diculik. Tapi diserang negeri Alengka itu oleh Rama. Nggak bisa mati ini Rahwana sebab punya ajian Pancasona dan Rawarontek.
Jadi bagaimana caranya? Diinjak, katanya. Ada dua anak kembarnya dibunuh sama Rahwana jadi gunung. Nah, dia itu diinjak sama Hanoman, gunung ini bergerak, jadi dia kejepit. Nggak mati tapi nggak bisa keluar. Karena dia nggak mati keluarlah gelembung-gelembung. Ini gelembung-gelembung ini mempengaruhi orang-orang  yang berbuat jahat itu karena dipengaruhi oleh Rahwana ini. Dalam cerita Ramayana.
Tapi mari kita lihat. Dewi Sinta itu dibawa menghadap Rama. Rama tidak mau. Dan Sinta tau jadi Rama ini cemburu kan. Allah juga cemburuan adanya. Pasti sudah diapa-apain sama Rahwana. Jadi kebiasaan zaman dulu itu bikin kayu tinggi-tinggi, Sinta berdiri di atas, bakar api menyala-nyala, Sinta langsung lompat ke dalam api. Itu disebut api pemurnian. Kalau dia sudah disentuh sama Rahwana kebakar. Tapi begitu dia mau masuk api, dewa sambar. Begitu dewa sambar, dia turun di depan Rama dalam singgasana emas. Wah, Rama senang sebab Sinta nya masih suci.
Jadi saudara, kita ingin dihadapkan oleh Roh Kudus kepada Yesus sebagai perawan yang suci. Kita pernah diculik oleh Setan tapi Setan tak pernah bisa memiliki kita. Maka orang yang suka marah, cepat tersinggung, ngamuk, sakit hati, dendam, unjuk rasa ... itu kena gelembungnya Rahwana. Tapi Sinta biar api menyala dia tidak takut karena dia tahu dia benar, kok. Maka Petrus bilang, jangan kamu berpikir heran. Aneh.
4:12 ... akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Api pemurnian. Saudara kalau mau beli mobil ... kita coba dulu, di try dulu di rem, di gas.
Jadi sebelum saudara jadi pengantin sorga, saudara harus dicoba. Makanya kita walaupun kita sudah terima Yesus yang kita tiap kebaktian itu ditata sama firman Allah itu karakter kita. Justru ini yang ngomong yang karakternya paling jelek murid Yesus, itu Petrus. Sombong, ingin nonjol, hayang kapuji, mau mati bersama Yesus. Orang lain boleh meninggalkan Yesus, saya tidak akan. Sompral. Yesus ada di gunung,  saya bikin rumah tiga; ngomong dulu mikir belakangan.
Jadi Petrus ini menceritakan pengalamannya juga.
 4:12 ..., seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Ingat mulai hari ini ada kalau ada ujian, kok susah ya, kok begini ya jangan nanya begitu lagi. Ingat itu testing dari Tuhan. Kalau zaman dulu kalau ulangan nggak lulus di her, diulang, sampai diusahakan dia bisa lulus. Jadi teman2 yang nggak bisa sekaligus lulus, diuji lagi di her. Boleh. Belajar lebih giat.
Ada jemaat yang anaknya sudah mau jadi dokter, seorang puteri: Opa, bantu doa ini nilainya kurang. Musti belajar lagi. Bukunya tebal begini. Kurang berapa? 0.1. Mau jadi dokter, 0.1 kurang musti ujian lagi, supaya 0.1 itu bisa dilewat.
Jadi bedanya cuma 0.1 tapi kalau belum sampai kepada ukuran Kristus, saudara musti dites terus. Makanya dari pada dites nggak lulus-lulus lebih baik dites sekali tapi lulus.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Nah, kita berpikir sebaliknya. Dulu kita tangan terbuka minta terus, sekarang tangan tertutup memberi. Jadi percobaan Tuhan itu dibaliknya itu ada berkat. Jadi kalau saudara umpamanya ini persoalan percobaan ini berat, sebaliknya ... ini ada berkat. Cuma berkat itu tercover, tertutup.
Coba orang nambang emas, yang dia liat emas? Bukan. Yang dia lihat itu hitam lumpur batu kasar coklat tapi bukan itu yang dia cari; yang dia cari emas. Diayak berkali-kali.
Bersukacita sampai batas yang paling top. Kalau nyanyi paling keras nyanyinya. Bersukacita. Justru waktu kita menderita. Di sini rahasia kekristenan yang luar biasa itu, di tengah penderitaan kita bersukacita.
Kisah Para Rasul
5:26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka.
5:27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka,
5:28 katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."
5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
5:39 tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." Nasihat itu diterima.
5:40 Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.
5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
5:42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
Dipukuli karena memberitakan kabar baik. Kita lihat reaksinya, ayat 41. Dengan gembira itu bukan karena dapat berkat bukan karena sembuh dari penyakit, bukan karena selamat dari kecelakaan, bukan karena luput dari rampok. Dia bersukacita justru karena dipukuli karena nama Tuhan. Tidak ada yang bisa membunuh sukacita dari Tuhan. Jadi sukacita itu yang memberi mereka kekuatan.
Jadi kalau ada susah ada apa, bersukacita. Kalau saudara bersukacita, itu tanda saudara sudah dewasa. Habis saya dirugikan, habis saya dihina, nama baik saya dicemarkan. Yesus saja dicemarkan lebih-lebih dari itu tidak pernah balas. Yesus saja dirugikan lebih dari itu tidak pernah Dia balas. I Korintus
6:7 Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan? 
Ini dasar kekristenan yang dikatakan oleh Paulus. Ada saja persoalan antara sesama kita, sudah merupakan kekalahan. Biar saudara nyanyi Kumenang kumenang .. Bersama Yesus Tuhan ... tapi ada aja masalah satu dengan yang lain, itu sudah satu kekalahan.
Dimana kita harus menang? Mengapa kamu tidak rela dirugikan? Mengapa kamu tidak ikhlas menerima ketidakadilan? Mengapa kamu tidak lebih suka dirugikan? Kan tadi murid-murid Yesus dipukuli tidak ada salah, loh. Kalau zaman sekarang masih bisa ngadu sama hakim, menuntut nama baik dipulihkan. Mengapa mereka bersukacita?
Maka dasar kekristenan itu kalau kita disuruh milih, saya lebih disuruh milih saya yang dirugikan dari pada saya merugikan orang lain. Lebih baik saya yang diperlakukan tidak adil dari pada saya memperlakukan orang tidak adil. Lebih baik saya ketipu dari pada saya menipu. Di situ kedewasaan saudara. Kita kan belum sampai kepada kalau orang meminta baju luarmu, beri baju dalam. Ketika orang suruh kamu jalan satu mil, jalan dua mil. Belum kan? Seorang menampar pipi kirimu, kasih pipi kananmu, kan belum kita. Kita baru diminta menderita karena Kristus.
Pada tahun 78 saya diundang ke NTT. Di NTT kami naik pesawat terbang, goyang luar biasa. Pesawat itu penumpangnya cuma 10 orang. Baling-balingnya satu lagi. Sampai mendarat di kota Rote. Saya kira Rote itu saudara, aduh besar. Ba'a Rote. Pesawat mendaratnya itu di lapangan terbang cuma satu saja, kaya sawah tapi kaya lapangan kecil. Maka saya diarak. Kotanya itu kaya dari jalan Warujajar sini sampai ke Lembur Tengah, itu saja kotanya. Di dalam truk. Dikalungi bunga dalam truk. Rumah juga bisa dihitung, selamat datang ... selamat datang.
Akhir dari KKR, baptis 13 jiwa. Yang ke-13 itu satu ibu. Dia mundur maju, mundur maju. Pendetanya Yeremi Salan bilang: Brur Yoyo, tunggu sebentar; dia lagi mikir dulu sebab dia islam. Suaminya ancam kalau kamu dibaptis menjadi kristen, cerai kita. Akhirnya dia dibaptis.
Akhirnya dia dibaptis. Habis dibaptis esoknya saya dengar dia dicerai sama suaminya. Tapi apa dia nangis? Ngga. Dia bersukacita. Baru-baru ada orang dari sana, saya tanya, itu ibu yang itu masih tetap dalam Tuhan? Masih tetap dalam Tuhan. Itu aniaya. Itu dirugikan, diancam karena Tuhan. Kembali lagi,   
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Kalau ini penderitaan Kristus, ini penderitaan Kristus sebagai kotak. Kita main puzzle. Adalah gambar di sini Yesus lagi disalib. Tapi puzzle. Disebarin dulu. Kita pasang-pasang. Ini kemana ini gambarnya. Masuk. Nah, saudara dan saya itu satu puzzle saja, saudara bagian ini, saya bagian disini. Modelnya macam-macam tapi ini klop-klop. Sudah jadi semua ada kelihatan gambar Yesus disalib. Maka disebut partaker, pengambil bagian.
Jadi kalau kita menderita itu terima kasih Tuhan, saya dapat bagian dari gambar yang besar penderitaan Kristus itu aku dapat bagiannya. Apakah di tengah, apakah di ujung, apakah di sudut,  apakah di kiri, apakah di kanan, apakah di atas, apakah di bawah - tapi bagian dari gambaran Kristus itu. Ada haleluyah?
Dalam ayat ini 3 kali disebut bersukacita bergembira dan bersukacita. Tapi dalam salinan lain, bersukacita itu sampai topnya. Sekarang Tuhan memenuhi kegembiraan sampai full. Kalau saudara bergembira di dunia ini waktu saudara dapat kesusahan karena Kristus saudara bersukacita melawan persoalan dengan senyum yang dari Kristus, nanti waktu Yesus dimuliakan sukacita saudara itu juga full.
Maka dalam Yohanes 16 Dia berkata, minta. Sampai sekarang kamu tidak pernah minta. Minta supaya sukacitamu penuh. Kenapa kita tidak ada sukacita, kenapa gara-gara satu hal kecil sukacita kita hilang? Maaf saya pakai istilah ini, kita rugi sendiri.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
4:14 Berbahagialah kamu.
Salinan lain, saudara diberkati.
Banyak orang minta berkat tanpa mau menderita. Yesus tidak mau begitu. Kamu menderita mau nggak menderita karena Kristus? Begitu kita rela menderita karena Kristus kita tetap pegang salib Tuhan, kamu diberkati. Kejadian
26:12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.
Ini waktu kelaparan; seluruh dunia kelaparan. Saudara lihat Ishak diberkati tapi polanya tidak bisa berubah: Harus nabur. Saudara nabur baik, tuaiannya baik. Saudara nabur dalam hawa nafsu, tuaiannya maut kematian. Saudara menabur dalam roh, saudara akan menuai kehidupan. Saudara menabur benih, saudara menuai pohon menuai gandum. Tahu saudara gandum itu bisa berapa satu benih saja ada yang keluar 100, ada yang 60, ada 30, baru dari satu benih kalau beras.
Bahkan ada satu jemaat saya dia suka tumbuh-tumbuhan, dia tanam bunga, dia ambil bunga dia lihat ada benih 280 kecil-kecil, dia petik satu-satu. Ditanam. Jadi semua. Dan dari benih yang kecil itu jadi lagi bunga dan buah yang masing-masing buah itu ada 280 biji. Dari satu benih yang kecil. Tapi tabur.
Jadi selama kita hidup di dunia, tabur tuai itu terjadi. Kita curiga sama orang, orang curiga sama kita. Kita ngelicikin orang, orang ngelicikin kita. Bagaimana taburan. Tuhan berkati saya, Tuhan, kenapa dia diberkati, kenapa saya nggak Tuhan? Saudara tidak pernah nabur. Kita ada sawah, ada 8 kotak. Nggak ditanam. Apa ada padi? Tidak ada padi. Mau kotor-kotor dulu tabur. Nandur. Begitu jadi saudara bersuka. Mazmur
126:5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
126:6 Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Saudara senang ayat 5 atau 6? Saya senang ayat 6 karena ayat 6 itu kita sudah ngalami dulu yang pertama. Sudah mencucurkan air mata terus bersorak sorai.
Tapi ayat 6 berkata orang yang menabur dengan menangis, kenapa dia menangis? Pasti ada kesusahan, pasti ada tantangan tapi ininya loh tidak berhenti ... sambil menabur. Nangis sedih tapi nabur terus. Pasti. Itu kata pasti luar biasa, loh. Kita begitu masuk saja di Pertamina mau isi bensin ... Pasti Pas. Nah, kalau Tuhan ngga ada Pasti Pas ... Pasti Lebih. Pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya dengan dia.  
Maka saudara jangan lupa menabur. Nabur mangga metik mangga, nabur pepaya metik pepaya. Coba di satu buah pepaya ada berapa benih? Ada yang penah ngitung bijinya? Padahal itu benih pohon pepaya. Tuhan itu ajar, loh.
Saudara nggak bisa mengalahkan Tuhan soal memberi. Saudara tambah menabur, Tuhan tambah diberkati. Saudara tambah memberi, Tuhan tambah berkati. Saudara tambah kopet, Tuhan tambah kopet. Karena Tuhan itu orang Yahudi, jangan coba-coba. Tetapi begitu saudara memberi menabur, saudara pasti pulang dengan haleluyah sorak sorai. Berat badannya, berat jalannya, kenapa? Ada banyak gandum, dia bawa dengan sorak sorai.
Orang Sunda di Pasirnangka itu tidak ada yang ngajar perpuluhan tidak ada yang ngajar. Begitu papa saya masuk di Purwakarta tahun 57, ada beberapa orang, datang ke Cianjur bawa ayam satu ... ini persembahan. Papa saya musti ke Pasirnangka. Kita ada sedekah bumi, jadi kita nggak matikan itu belum, mereka belum kuat. Jemaat bawa sedekah bumi, bawa padi ke gereja, ada kelapa, semua. Om suruh bawa. Jadi papa saya kadang-kadang bawa ayam, bawa kelapa persembahan dari orang-orang Pasirnangka. Kalau berjuang aduh, saya senang lihat mereka karena orang Sunda tapi anak Tuhan. Ini mereka diajar kalau sudah dapat hasil, ada peribahasanya, jangan makan dulu sedekah bumi, bawa dulu ikatan yang pertama dibawa ke gereja. Nggak ada yang ngajar loh buah sulung. Jadi papa saya ngajarnya gampang.
Ketika diajar perpuluhan mereka bukan uang yang bawa. Kalau mereka kerja di sawah orang dapat 10 ikatan, satu ikatan bawa ke Cianjur, kalau piara ayam bertelur 10, 1 dibawa ke Cianjur. Zaman dulu itu.
Jadi jangan anggap remeh orang Sunda. Orang Sunda yang kristen banyak. Kita pernah bikin KKR di Pasirnangka seluruh gereja bikin di sana. Di sana ada 2-3 Gereja - Kerasulan Pusaka, Kerasulan Lama, Kerasulan Baru. Saya diperkenalkan sama rasulnya: Pak pendeta, ini ada rasulnya. Loh. Dia jabat tangan pakai tangan kanan, tangan kirinya merokok. Baru ada rasul ngerokok, saudara, maka saya tau dia rasul jarum super. Kita bertemanlah.
Jangan susah. Tiga kali lipat: Bergembira, bersukacita, bersukacita. Engkau diberkati. Baca ayat terakhir.
4:16 Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Susah-susah cari Roh Kudus. Tidak. Ketika kita dapat aniaya karena nama Kristus, bersukacita, berarti Roh kemuliaan ada di atas kita. 
Oleh : Pdt. J E Awondatu
Categories:

0 ComMENT Please:

Posting Komentar

Leave Your Comments

Please "LIKE"this PAGE

Opini_saya dan Page Berbagi Renungan Harian

Blogroll