Rabu, 19 Oktober 2011

I Petrus.
Khotbah ini berjudul Melayani untuk Kemuliaan Tuhan.
Jadi baik kita ke gereja untuk kemuliaan Tuhan. Bukan untuk keuntungan kita. Kita menyanyi untuk kemuliaan Tuhan. Bawa renungan untuk kemuliaan nama Tuhan. Berdoa untuk kemuliaan nama Tuhan. Apapun yang kita lakukan itu harus dan tidak ada pilihan lagi - untuk kemuliaan nama Tuhan.
Di dalam perikop ini, melayani untuk memuliakan nama Tuhan.
4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
4:9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
4:10 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
4:11 Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Di dalam perikop ini seperti tenunan; satu ayat dengan ayat yang lain itu saling terkait, tidak ada yang berdiri sendiri. Di dalam bahasa Indonesia, dikatakan,
4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
Saudara, hidup kita ada kesudahannya. Semua di dunia ini ada kesudahannya. Bupati ada kesudahannya. Presiden ada kesudahannya. Acara ada kesudahannya. Kebaktian ini ada kesudahannya. Kita bisa ngomong macam-macam. Tapi dalam ayat ini Injil bilang, kesudahan segala sesuatu - ini menunjuk kepada hari kiamat - di mana segala sesuatu berhenti tidak ada lagi -  sudah dekat.
Mari kita belajar dari hal ini, kenapa kita memberikan tenaga pikiran perhatian kita untuk hal-hal yang akan hilang, yang akan lenyap. Daud berkata: Satu hal telah kuminta kepada Tuhan. Nggak banyak dia minta, cuma satu hal. Dia raja, ngomong apa saja dia bisa. Orang datang. Hormat. Datang. Apa saja. Tapi dia tahu itu semua akan berakhir.
Ada orang yang menyambut segala sesuatu yang berakhir itu dengan tepuk tangan, ada orang yang menyambut segala sesuatu yang berakhir dengan kesedihan. Contoh, pertandingan sepak bola. Bagi orang yang sudah menang dia tunggu kesudahannya supaya cepat-cepat berakhir. Begitu selesai dia sorak karena menang. Yang lain itu begitu selesai kesudahannya dia nangis karena kalah.
Nanti di akhir zaman juga nggak jauh berbeda seperti ini. Pada waktu kesudahannya, pada waktu akhir hidup, pada waktu kita sampai ke akhir hidup, pada hari kesudahannya itu, apa kita bersorak sebagai pemenang atau kita menangis sebagai orang yang kalah? Kita buka dulu II Timotius
4:6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, - Berarti dia menang - aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
4:8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
Di dalam ayat ke-6, tidak disebut mengenai diriku. Di dalam salinan lain, karena Aku sudah siap untuk dicurahkan. Artinya sudah selesai. Maka saya waktu hari minggu itu saya ajarkan lagu kepada saudara, itu lagu sudah selesai. Mengajarkan kepada kita hidup tanpa beban Aku berjalan tanpa beban .. Semua sudah diselesaikan ..
Ini bagi kita sudah selesai. Sudah bukan masalah lagi kita, karena Tuhan yang sudah menyelesaikannya. Tapi dunia ini belum selesai, dunia ini masih jalan. Segala sesuatu ada kesudahannya. I Yohanes
2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
2:17 Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Hidup kita yang jasmani akan berakhir. Ada kesudahannya. Dunia ini akan ada kesudahannya. Walaupun segala sesuatu dilestarikan, manusia sendiri membantu kesudahannya: Hutan ditebangi, sungai dicemari; manusia yang cemarkan. Keseimbangan alam dihilangkan. Sekarang di Sumatera di Lampung, gajah merusak rumah rakyat karena rakyatnya yang salah. Habitat gajahnya tempat dia makan daun-daunnya sudah diambil dibikin ladang sama orang-orang. Maka dia tidak ada makanan lagi cari ke kampung. Harimau masuk kampung, curi kambing, curi ternak, karena apa? Hutannya ditebangi. 
Segala sesuatu ada akhirnya. Kita itu jangan ngomong begini, bagaimana nantilah. Tapi balikin, nanti bagaimana. Sebab orang kalau sudah ngomong bagaimana nanti, mengatasinya tidak baik. Kalau nanti bagaimana, aman. Kalau bagaimana nanti, nggak aman. Dia terangkan dengan baik, bumi ini dengan segala keinginannya akan lenyap. Dengan lain bahasa, menuju kepada kesudahannya.  
2:17 ..., tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Badan sudah hancur tetapi hidup saudara tidak berakhir. Saudara tahu nggak saudara tidak akan mati. Badan boleh mati tapi saudara yang hidup yang sebenarnya - zoe itu -, nggak akan mati. Selama-lamanya. Makanya dari pada bagaimana nanti lebih baik kita hidup selama-lamanya dengan menuruti perintah-perintah Yesus. Kematian itu bukan sesuatu yang menyeramkan bagi anak Tuhan tetapi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Begitu priit, hore, menang kita, ada amin saudara? Kalau saudara takut mati artinya saudara masih berdosa.
Saudara kira yang bagaimana nanti itu nggak diperhitungkan sama Tuhan? Dihitung. Segala sesuatu ada akhirnya. Ini kebaktian sebentar lagi berakhir.  
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Jadi dia kasih nasehat.
4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Salinan lain, karena itu seriuslah. Itu yang pertama. Therefore, be serious. And watchful ... berjagalah. Di situ dipakai jadilah tenang. In your prayers ... di dalam doa-doamu.
Orang yang berdoa, dia ada di dalam pelayanan akhir zaman. Orang yang serius ikut Tuhan, ada di dalam pelayanan akhir zaman. Orang yang berjaga dia ada di dalam pelayanan akhir zaman. Kenapa tiga hal ini? Karena segala sesuatu ada akhirnya. Tapi orang yang serius tidak berakhir. Orang yang berjaga tidak berakhir. Orang yang berdoa tidak berakhir. Sampai di dalam kerajaan sorga tidak berakhir.  
4:8 Tetapi yang terutama - Saudara, kita harus mencapai yang terutama ini, sebab ini di atas segala sesuatu, di atas pelayanan, di atas kelelahan untuk Tuhan, di atas segala perbuatan kita untuk Tuhan itu. - : kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Kasih itu ada 2 macam, yang sungguh sama yang pura-pura.
Yang pura-pura dulu saya kasih contoh. Herodes. Dia panggil orang Majus: Mari sini, coba kamu dulu selidiki ya, dimana Yesus lahir. Setelah kamu ketemu, balik lagi ke saya karena saya akan datang untuk menyembah Dia. Apa dia mengasihi? Oh pura-pura, karena dia membunuh.
Kedua, Salome. Salome ini anak Herodian sama Herodes. Dia menari untuk menyenangkan Herodes. Padahal itu pura-pura sebab ibunya sudah punya rencana. Senang Herodes. Sudah minum minuman keras, anaknya itu menari. Istilah sekarang dahsyat. Lalu apa yang terjadi? Mabok itu raja. Panggil: Nak, kamu minta apa? Setengah kerajaan minta, papa kasih. Ngomong, kamu minta apa? Kaget, yang diminta kepala Yohanes Pembaptis. Tuh, itu kasih pura-pura. 
Kasih yang pura-pura di mana? Di Roma
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Jangan pura-pura. Kasihi dengan sungguh-sungguh. Ini akhir zaman. Harus kita punya kasih yang tulus. Ada ketaatan pura-pura, ada ketaatan yang sungguh, bedanya di mana? Ada yang ngawas atau tidak ada yang ngawas kalau sungguh-sungguh dia tetap kerja. Ada yang liat absen atau tidak liat absen, dia tetap masuk kantor. Tidak seperti anggota DPR tanda-tangan masuk ada, orangnya tidak ada. Supaya dia terima gaji tapi dia nggak ikut rapat. Ini zaman kepura-puraan. Iblis dia pura-pura menjadi malaikat padahal dia Iblis. II Korintus 

11:14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.
11:15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.
Pura-pura jadi malaikat padahal Iblis. Serigala berbulu domba. Kelihatannya di mana? Di kakinya. Serigala kakinya cakar. Kelihatan di mananya? Di mulutnya giginya tajam karena gigi domba itu sama dengan gigi manusia. Rata. Kalau gigi binatang buas serigala tajam untuk merobek daging. Domba merobek rumput. Jadi domba kerjaannya merobek atau membuka rumput yang hijau, dia mencari makanan dari dalam, itu domba.
Kalau golongan serigala suka daging. Segala sesuatu kedagingan, dinomorsatukan kedagingan. Kalau teori, teori. Kedagingan dulu, nomor satu daging.
4:8 ... kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain,
Kita saling memberi. Artinya kita memberi kasih sama orang itu, orang itu memberi kasih kepada kita. Ada sesuatu yang kita beri. Ini yang tertinggi. Dan ini yang paling Iblis tidak suka. Iblis tidak suka persatuan, Iblis tidak suka kalau saudara itu happy di dalam persatuan saling mengasihi saling menghormati saling mengangkat. Bukan menghina, bukan menekan, bukan menjatuhkan ... itu Iblis tidak senang. Iblis maunya jemaat itu ribut, saling mengata-ngatai, saling menjelekkan, saling cakar.
4:8 ..., sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
Amsal
10:12 Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.
Petrus memakai ayat ini karena dia tahu dia dosanya paling banyak. Petrus ngaku mau mati untuk Yesus ... faktanya nol. Tidak akan meninggalkan Yesus ... faktanya nol. Aku akan mati untuk Yesus berjuang mati-matian untuk Tuhan, satu kali Yesus tetap Yesus ... faktanya nol. Maka dia menempatkan diri sebagai orang yang paling banyak dosanya. Jadi yang dia tunjuk kasih menutup dosa yang banyak bukan kasih manusia - kasihnya Yesus yang menutup banyak dosa.
Bagaimana kasih kita bisa menutup banyak dosa? Kasih Allah yang menutupi. Kita harus mengasihi satu sama yang lain itu dengan kasih Allah yang sudah menutup dosa kita, sudah sewajarnya kita menutup dosa teman-teman kita, karena apa? Karena mereka punya salah juga bisa ditutup oleh kasihnya Tuhan.
Allah itu sangat besar hanya dimiliki oleh beberapa organisasi gereja. Allah itu sangat besar lebih dari agama. Allah itu sangat tak terduga, tak terhingga.
Pengalaman Petrus itu juga dialami oleh Paulus. I Timotius   

1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
1:17 Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Kalau Paulus saja rasul ngomong begitu, Petrus saja sudah pernah jatuh. Jatuhnya Petrus itu lebih dalam dari jatuhnya Yudas, lebih dalam dari jatuhnya Paulus karena Paulus ngegebukin orang kristen malah bunuh Stephanus dia tidak tahu. Belum tahu kebenaran. Petrus sudah  tahu: Engkaulah Kristus Anak Allah yang hidup ... tapi dia tinggalkan Yesus. 
4:9 Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
Salinan lain, ramah tamahlah. Maka saya kurang suka dengan istilah rumah sakit. Bahasa Inggris hospital suster-susternya dibayar untuk jadi ramah. Pasien marah dia musti ramah karena dia dibayar untuk ramah. Tidak boleh judes.  
Karena Tuhan udah bayar kita dengan darah-Nya yang mahal supaya kita hospitable.
Ada orang yang wajahnya selalu tersenyum manis untuk dilihat. Kalau kita lihat wajahnya dia kalau ketemu seperti tanda keset di depan rumah: Welcome. Tapi ada orang yang wajahnya mungkin dia lagi sakit gigi cemberut seperti tanda di depan rumah: Awas anjing galak.
Saudara dan saya adalah harus saling kasih mengasihi, ramah tamah seorang dengan yang lain.
Kalau kita mengerti berterima kasih kepada Tuhan, banyak hal yang kita bisa berterima kasih. Jangan bersungut-sungut. Berterima kasih.
Kita berdiri.   

By : Pdt. J. E Awondatu
Categories:

0 ComMENT Please:

Posting Komentar

Leave Your Comments

Please "LIKE"this PAGE

Opini_saya dan Page Berbagi Renungan Harian

Blogroll