Rabu, 31 Agustus 2011

Seorang nenek membawa cucunya ke pantai. Mereka bersenang-senang di situ ketika suatu ombak besar datang menyeret anak kecil itu ke tengah laut. Nenek itu berlutut dan berdoa, “Mohon kembalikan cucuku — itu saja permohonanku! Mohon!!!” Tak lama kemudian, ajaib, suatu gelombang datang dari laut mendamparkan anak kecil itu ke pantai, basah, tetapi tak mengalami cedera apapun. Namun nenek itu tetap menengadah ke langit sambil marah berkata, “Ketika kami datang ia memakai topi!” Kita mengharapkan nenek itu bersyukur untuk hal luar biasa yang terjadi. Kita diajar untuk menunjukkan rasa syukur kita untuk segala kebaikan yang kita terima. Tetapi, dapatkah kita bersyukur bila sesuatu berjalan tidak menurut keinginan kita? Lebih lagi, haruskah kita? Beberapa tahun yang lalu, seseorang mencuri dompet isteri saya. Ketika sedang sibuk mengurus penggantian KTP dan kartu-kartu lainnya yang hilang, saya teringat kata-kata penulis Matthew Henry. Henry juga pernah dirampok. Tetapi ia justeru bersyukur atas kejadian itu. Ia berkata, “Saya berterima kasih bahwa saya belum pernah dirampok sebelum ini; dan walaupun ia mengambil dompet saya, ia tidak membunuh saya; walaupun ia mengambil semuanya, itu tidak terlalu banyak; dan akhirnya untung saya yang dirampok bukan saya yang merampok.” Ia boleh jadi berkata juga, “Terima kasih untuk kesusahan ini!” Akhirnya, kita tak akan merasa susah bila kita selalu sibuk bersyukur.

Leave Your Comments

Please "LIKE"this PAGE

Opini_saya dan Page Berbagi Renungan Harian

Blogroll